Galih Prasetyo
Selasa, 13 September 2022 | 20:25 WIB
Massa demo tolak kenaikan harga BBM dari kelompok mahasiswa dan pelajar menyalakan flare atau suar di Bundaran Patung Kuda Arjuna, Jakarta Pusat, Selasa (13/9/2022) malam. (Suara.com/Rakha)

Che mi sento di morir
(Karena aku merasa kematianku semakin dekat)

E se io muoio da partigiano
(Dan bila aku mati sebagai pejuang)

O bella ciao, bella ciao, bella ciao ciao ciao
(Oh selamat tinggal cantik, selamat tinggal cantik, selamat tinggal cantik! Bye! Bye)

E se io muoio da partigiano
(Dan bila aku mati sebagai pejuang)

Tu mi devi seppellir
(Maka kamu harus menguburku)

E seppellire lassù in montagna
(Kuburlah aku di pegunungan)

O bella ciao, bella ciao, bella ciao ciao ciao
(Oh selamat tinggal cantik, selamat tinggal cantik, selamat tinggal cantik! Bye! Bye)

E seppellire lassù in montagna
(Kuburlah aku di pegunungan)

Sotto l'ombra di un bel fior
(Di bawah lindungan bunga yang cantik)

Baca Juga: Rakyat Telan Pil Pahit Kenaikan BBM, Wagub Uu: Ini Keputusan Terbaik untuk Bangsa

Tutte le genti che passeranno
(Dan orang-orang yang lalu lalang (melewati kuburanku)

O bella ciao, bella ciao, bella ciao ciao ciao
(Oh selamat tinggal cantik, selamat tinggal cantik, selamat tinggal cantik! Bye! Bye!)

E le genti che passeranno
(Dan orang-orang yang lalu lalang (melewati kuburanku)

Mi diranno: che bel fior
(Akan berkata: “Indah sekali bunganya”)

E quest'è il fiore del partigiano
(Ini adalah bunga dari seorang pejuang)

O bella ciao, bella ciao, bella ciao ciao ciao
(Oh selamat tinggal cantik, selamat tinggal cantik, selamat tinggal cantik! Bye! Bye!)

Load More