Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Minggu, 28 Agustus 2022 | 16:42 WIB
Tangkapkan layar Presiden Joko Widodo saat memberikan pengarahan pengurus Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Se-Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Selasa (23/8/2022). [Dok.Antara]

SuaraBekaci.id - Hasil survei terbaru dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang bertajuk “Kejatuhan Sri Lanka dan Kita” mengungkap bahwa mayoritas masyarakat yakin pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin mampu mencegah negara ini alami krisis seperti Sri Lanka.

Dari hasil survei yang disampaikan oleh Direktur Riset SMRC, Deni Irvani ada 34 persen warga yang tahu kesulitan ekonomi sebabkan pemerintahan di Sri Lanka jatuh. 66 persen sisanya tidak mengetahui soal krisis ekonomi di Srilangka.

Dari masyarakat yang mengetahui soal krisis ekonomi sebabkan pemerintahan Sri Lanka jatuh, terdapat 70 persen yakin bahwa krisis ekonomi yang sama akan dialami oleh banyak negara dalam waktu tidak lama lagi.

Hasil survei SMRC juga menjelaskan bahwa dari yang tahu soal krisis ekonomi di Sri Lanka ini terdapat 69 persen yakin bahwa pemerintah Jokowi bisa mencegah Indonesia alami kondisi seperti Sri Lanka.

Baca Juga: Survei: 54 Persen Publik Indonesia Tahu Sedang Terjadi Krisis Ekonomi Dunia

Selain itu, hasil survei SMRC juga memaparkan 71 persen masyarakat mengetahui bahwa saat ini negara Indonesia sedang menghadapi masalah kenaikan harga kebutuhan seperti negara-negara lain.

Lebih jauh survei ini juga menemukan bahwa ada 49 persen warga yang tahu banyak negara di dunia sekarang secara umum sedang menghadapi kesulitan, termasuk negara-negara maju.

Yang tidak tahu sebanyak 51 persen. Dari yang tahu, 89 persen yakin banyak negara di dunia sedang menghadapi kesulitan tersebut.

Survei ini dilakukan pada 5-13 Agustus 2022 secara tatap muka.

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Baca Juga: Tiga Desa di Situbondo Mulai Alami Krisis Air Dampak dari Kemarau Ini

Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1220 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1053 atau 86%. Sebanyak 1053 responden ini yang dianalisis.

Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).

Sejak pandemi Covid-19 melanda, sejumlah negara alami kerugian ekonomi besar-besaran tak terkecuali Sri Lanka.

Bahkan pemerintah Sri Lanka mengungkapkan jika negaranya saat ini tengah berada di titik terendah dan menyisakan utang sebesar Rp 700 miiar akibat pandemi yang melanda negaranya.

Dalam lima bulan pertama pada 2022, pihak imigrasi Sri Lanka melaporkan telah mengeluarkan paspor sebanyak 288.645 paspor.

Ya, ratusan warga Sri Lanka memilih untuk keluar dari negara itu agar terbebas dari krisis ekonomi.

Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe mengungkapkan jika saat ini negaranya dalam keadaan di titik terendah, bahkan kekurangan makan, bahan bakar serta listrik selama berbulan-bulan.

Sejak April 2022, banyak warga Sri Lanka melakukan protes di jalan-jalan ibukota Sri Lanka, Kolombo hingga menyebar ke seluruh pulau.

Load More