Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Minggu, 28 Agustus 2022 | 09:59 WIB
Penjual grosir telur di Teluk Pucung, Kota Bekasi, Jawa Barat (Suara.com/Danan Arya)

SuaraBekaci.id - Harga telur yang masih tinggi sudah berjalan hampir dua pekan. Harga telur yang semula Rp 28.000 sekarang bisa sampai Rp 32.000.

Kondisi ini membuat para pedagang telur di Kota Bekasi, Jawa Barat harus memutar otak agar tidak terus merugi dan penjualan tetap stabil.

Menyiasati kondisi ini, pedagang telur mengaku tidak berani belanja dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan mereka khawatir jika beli dalam jumlah besar, tiba-tiba harga telur menjadi turun.

Ahmad Nasution salah satu pemilik toko telur di daerah Teluk Pucung, Kota Bekasi mengungkapkan bahwa saat ini persedian stok telur di tempatnya dalam kategori cukup aman.

Baca Juga: Harga Telur Melambung, Anggota DPR: Tata Niaga Pakan Harus Dibenahi

Telur di tempat penjual grosir Teluk Pucung, Kota Bekasi, Jawa Barat (Suara.com/Danan Arya)

Ahmad mengaku mengambil telur ke distribubtor hanya saat stok di tokonya sudah menipis. Itupun tidak dalam jumlah besar. Hal ini dilakukan Ahmad demi meminimalisir kerugian.

Sebelum harga telur meroket, dirinya biasa membeli telur sebanyak 240 ikat yang satu iketnya berisi 30 butir telur, sekarang dia hanya membeli 140 ikat telur.

"Paling banyak, 240 ikat, kalau sekarang ini baru belanja 140 ikat, soalnya sekarang ngga berani belanja banyak juga takutnya tiba tiba harga turun," ucapnya.

Menurut Ahmad, keluhan kenaikan harga telur tidak hanya ia rasakan sebagai pedagang namun juga para pembeli. Ahmad mengatakan banyak pembeli ke tokonya, mengeluhkan harga dan memilih untuk mengurangi jumlah belanjaan telur.

"Ya kita juga ngikutin, namanya pedagang ya. Untungnya mah sama aja kalau pedagang mah ngga ada ngaruhnya mau naik turun sama untungnya. Contohnya ibu tadinya mau beli 1 kg malah jadi 1/4 kan," kata Ahmad.

Baca Juga: Harga Telur Naik Signifikan, Aria Bima: Ini Sifatnya Hanya Temporer dan Tidak Permanen

Sementara itu, Hayati, salah satu pemilik warung klontong di Kota Bekasi lainnya, juga mengungkap bahwa pembelian telur oleh konsumen juga menurun. Ia pun mengaku banyak kehilangan pembeli.

"Pengaruhnya jadi jarang ada yang beli karena mahal, biasanya beli kadang setengah kilo kadang seperempat ini mah sekarang beli satuan, lambat putarannya," ucap Hayati.

Demi tidak merugi karena kenaikan harga telur juga dilakukan oleh pedagang nasi uduk di kawasan Wisma Asri, Kota Bekasi, Nur.

Nur yang sudah cukup lama berjualan di nasi uduk di kawasan Wisma Asri, Kota Bekasi menyebut bahwa kenaikan harga telur di tahun sangat parah.

Karenanya Nur kemudian mengakali agar tidak merugi dengan mencari telur dengan ukuran kecil dengan harga satuan lebih murah.

"Sekarang beli telur yang kecil harga Rp 32.000 dapetnya 20 biji, kalau beli yang gede harganya Rp 31.000 paling dapat 16 biji," ucap mba Nur.

Jika dihitung harga telur kecil Rp 32.000 isi 20 butir telur maka presentase harga satuannya adalah Rp 1.600 namun jika membeli telur yang besar presentasenya bisa mencapai Rp 1,900.

Meski adanya kenaikan harga telur, Nur mengaku tetap menjual satu porsi nasi uduk dengan telur dengan harga Rp 10.000.

Kontributor : Danan Arya

Load More