Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Rabu, 24 Agustus 2022 | 10:14 WIB
Alif Fitrah Rodillah (28 tahun) bersama Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi. - (Istimewa)

SuaraBekaci.id - Seorang pria diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang atau TPPO yakni Alif Fitrah Rodillah (28) meminta tolong kepada pemerintah hingga menyebutkan nama Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Pria tersebut kini berada di negara Laos, dia merupakan Warga Kelurahan Cikondang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, yang diduga menjadi korban TPPO.

Alif atau yang sebelumnya disebut dengan inisial F, mengaku kondisinya di negara Laos masih belum berubah sejak sepekan lalu.

Dia dan temannya asal Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, belum bisa keluar dari apartemen tempat mereka bekerja. Meski begitu, Alif memastikan keadaannya baik.

Baca Juga: Kota Bandung Siap Gelar MUSRA, Fokus Capres 2024 Pilihan Rakyat Jabar

"Di sini saya kondisi alhamdulillah, tapi masih ditahan. Makan dikasih tapi air (minum) beli. Di sini juga kalau misalkan air kisaran harga 3-18 yuan," kata Alif mengutip dari sukabumiupdate.com -jaringan Suara.com, pada Selasa malam (23/8/2022).

Alif yang semula diimingi-imingi kerja di Thailand dengan gaji besar itu dibawa ke Laos dan saat ini bekerja di sebuah perusahaan yang diduga melakukan scamming. Scamming adalah trik menipu seseorang demi mendapatkan uang dengan berbagai cara. Ada beberapa modus yang biasanya dilakukan.

Alif dan temannya berangkat dari Sukabumi pada Selasa, 2 Agustus 2022. Mereka naik pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta, tiba di Bangkok, lalu ke Kota Chiang Mai, Thailand. Dari Chiang Mai, mereka dibawa hingga ke tepiang Sungai Mekong, perbatasan Thailand dan Laos. Setibanya di Laos, kedua warga Sukabumi itu ditempatkan di sebuah apartemen. Mereka diarahkan bekerja sebagai pencari investor di situs aplikasi trading.

Alif mengatakan jika ingin kembali ke Indonesia, dia dan temannya harus menyiapkan uang sebesar 4.000 USD atau sekitar Rp 59 juta. Ketentuan ini ditetapkan perusahaan tempat mereka bekerja dengan dalih telah membeli Alif dan temannya dari agen seharga 4.000 USD. "Jadi agen jual kita seharga itu," kata Alif.

Alif kini meminta bantuan supaya Kedutaan Besar Republik Indonesia atau KBRI di Laos menanggapi permohonannya untuk dipulangkan ke Indonesia. Pasalnya, kata Alif, banyak pekerja di tempatnya yang juga merasa tidak betah. Bahkan, saat ini Alif belum digaji dan bekerja mulai jam 12 malam hingga 12 siang.

Baca Juga: Cacar Monyet Masuk Indonesia, Jokowi Minta Segera Siapkan Vaksin

"Saya sekarang sudah tidak dipekerjakan lagi dengan alasan saat saya tidak bisa bekerja karena sakit pada waktu itu," ujar dia.

Alif khawatir apabila tak segera diambil tindakan, dia dan temannya akan dipindahkan ke perusahaan atau negara lain. "Bekal paling buat beli air saja dicukupkan. Kalau dari pihak KBRI katanya sudah diproses, cuma masih lama. Takutnya kalau kelamaan, perusahaan enggak mau nampung, terus saya dioper ke perusahaan lain," katanya.

Alif juga mengaku almarhum ayahnya yang bernama Mahfud Gozali kenal dengan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi. Almarhum ayah Alif adalah seorang imam di Masjid Agung pada tahun 2017. Bahkan ayahnya itu pernah menjadi imam salat Idul Adha di Lapang Merdeka Kota Sukabumi yang saat itu dihadiri Presiden Jokowi.

"Itu juga ada foto saya sama Pak Wali, kenangan saat dulu ke rumah. Bapak saya meninggal tahun 2019 dan saat acara tahlilan Pak Wali sempat ke rumah dan foto bareng. Saya juga minta tolong ke Pak Wali untuk bisa pulang," kata Alif.

Load More