SuaraBekaci.id - Warga diminta untuk menggunakan pembungkus daging yang bersifat alami, sehat dan halal, serta ramah lingkungan.
Salah satu bahan alami yang bisa digunakan untuk membungkus daging kurban adalah daun jati. Penggunaan daun jati ini disarankan oleh akademisi Universitas Jember (Unej) yang juga Tim Kelompok Riset Pangan ASUH Dr Eka Ruriani.
"Dari sisi empiris, daun jati telah teruji memiliki kandungan senyawa kimia potensial yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba, sehingga dapat mengawetkan bahan pangan yang dikemasnya," katanya, Sabtu (9/7/2022).
Beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam daun jati tersebut antara lain kuinon, flavonoid, asam fenolik, alkaloid, tanin, saponin, dan glycoside.
"Senyawa kuinon merupakan fraksi terbesar yang ditemukan pada ekstrak daun jati telah teruji memiliki kemampuan sebagai antimikroba (bakteri, fungi, dan virus), adapun tannin yang merupakan bagian dari polifenol juga dapat berfungsi sebagai antioksidan," tuturnya.
Demikian juga halnya dengan keberadaan flavonoid, utamanya pada daun jati yang masih muda kandungan flavonoidnya (15,07 µg/g) lebih tinggi daripada daun jati tua (9,2 µg/g), mampu memberikan sifat anti jamur, anti virus dan anti bakteri.
Selama ini, kata dia, distribusi daging kurban menggunakan kemasan kantong plastik berwarna hitam atau putih, bahkan disinyalir menggunakan kantong plastik daur ulang.
"Pemilihan bahan pengemas plastik tersebut didasarkan pada pertimbangan praktis, murah dan mudah didapat dibandingkan bahan pengemas alami seperti daun pisang atau daun jati," tuturnya.
Ia menyayangkan ketika daging kurban sudah dijamin sehat dan halal baik dari aspek sumber maupun proses penyembelihannya, akan tetapi pengemasan selama distribusi bahkan saat penyimpanan tidak diperhatikan.
Baca Juga: Ini Ciri-ciri Daging Kurban Kena PMK yang Perlu Diwaspadai!
"Idealnya pengemasan harus dapat melindungi produk dari kerusakan akibat pengaruh faktor lingkungan eksternal, yaitu oksigen, kelembapan udara, cahaya, mikroba, tekanan mekanis dan debu," ucap dosen Teknologi Industri Pertanian Unej itu.
Ruri menjelaskan pada umumnya kantong plastik menggunakan bahan HDPE (High Density Polyethylene) dan sebagian besar merupakan hasil daur ulang beberapa kali, sehingga semakin banyak chemical agent yang ditambahkan untuk meningkatkan kinerja kantong tersebut.
Secara fisik, kata dia, plastik daur ulang tersebut beraroma khas (berbau), tekstur tebal, elastisitas rendah, rapuh, mudah sobek dan kasar. Interaksi bahan pangan dengan kemasan dalam jangka waktu tertentu, dapat menyebabkan terjadinya migrasi atau perpindahan chemical agent dari pengemas ke bahan pangan.
"Apalagi jika bahan pangan yang dikemas mengandung lemak yang cukup tinggi seperti daging dan dipicu juga adanya suhu tinggi/pemanasan yang mungkin terjadi saat distribusi," ujarnya.
Ia mengatakan terlepasnya molekul penyusun bahan plastik dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, salah satu contohnya adalah dioksin yang dapat memicu timbulnya kanker, dan polystyrene yang dapat merusak otak dan sistem syaraf.
"Alternatif bahan pengemas yang bersifat alami, sehat dan halal perlu dipikirkan untuk meminimalkan dampak negatif penggunaan kemasan plastik bagi kesehatan," katanya.
Berita Terkait
-
Menyambut Natal Lebih Bijak, Ini Cara Merayakan secara Ramah Lingkungan
-
Inovasi Material Ramah Lingkungan Asal Indonesia di World Expo 2025 Osaka
-
Mulai dari Rumah, Inilah 7 Cara Sederhana Menerapkan Green Living
-
Kenalan dengan Sepatu Nyaman yang Dibuat dari Wol Merino dan Minyak Nabati, Baru Masuk Indonesia!
-
Dari Innisfree hingga COSRX: Panduan Memilih Skincare Korea Halal BPOM
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
Terkini
-
RUPSLB BRI 2025 Perkuat Tata Kelola dan Fondasi Pertumbuhan
-
BRI Tebar Dividen Interim 2025 untuk Saham, Kinerja UMKM Jadi Penopang
-
Ini Tanda Galon Air Minum yang Harus Ditolak Sekarang Juga
-
BRI Tegaskan Komitmen Sosial Lewat Bantuan Bencana Sumatra, Salurkan Donasi Dukung Mobilitas
-
BRI Pastikan Ketersediaan Kas dan Digital Banking Saat Nataru, Dukung Liburan Nasabah Makin Nyaman