Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Rabu, 25 Mei 2022 | 10:51 WIB
Ustaz Abdul Somad. [Istimewa]

SuaraBekaci.id - Nama Ustaz Abdul Somad hingga saat ini masih menjadi perbincangan hangat publik di media sosiak, usai dirinya dilarang masuk ke Singapura, karena diduga melakukan ceramah radikalisme.

Kekinian, pegiat media sosial Denny Siregar ikut buka suara. Melalui akun Twitter pribadinya, Denny menanggapi soal pengakuan Ustaz Abdul Somad atau UAS yang mengaku sebagai pendakwah internasional.

"Ini statemen kocak.. Kalau mengaku internasional, ceramahlah di depan masyarakat-masyarakat internasional," tulis akun Twitter @Dennysiregar7, dikutip Suarabogor.id, Rabu (25/5/2022).

Denny Siregar kemudian memberikan tantangan kepada UAS untuk berceramah di depan masyarakat internasional, bukan warga Indonesia yang tinggal di luar negeri.

Baca Juga: Ingin Berlibur ke SIngapura, Ini Destinasi Wisata yang Wajib Kamu Kunjungi

"Bukan cuman jago kandang, atau ceramah depan masy Indonesia yang tinggal di luar negeri. Ceramah depan warga Palestina, Yaman, Afghanistan, itu baru internasional," tulisnya lagi.

Mengutip dari WartaEkonomi -jaringan Suara.com, pernyataan UAS yang sebut sebagai penceramah level nasional itu ia sampaikan lewat sebuah videonya yang tayang di kanal YouTube Para Bilal.

Ia pun mengatakan, anggapan yang menyebut dirinya sebagai ustaz nasional itu perlu untuk diluruskan.

"Ada yang perlu saya luruskan ini tadi Ustaz Abdul Yasin, Ustaz Somad, ustaz nasional terus pak wali juga mengatakan ustaz nasional, ini harus diluruskan," ujar UAS.

Kata dia, dirinya sudah pernah ceramah di sejumlah negara seperti Australia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Bahkan, ia saat di Brunei Darussalam ceramah di hadapan 4 menteri di negara itu.

Baca Juga: Pandemi Reda, Wisatawan Indonesia Jadi yang Terbanyak Kunjungi Singapura

Oleh karenanya, menurut UAS, anggapan yang menyebutnya sebagai ustaz level nasional itu perlu diperbaiki.

"Saya ceramah ke Melbourne, Sidney (Australia), Trengganu, Kelantan, Penang (Malaysia), Brunai Darussalam, 4 menteri di hadapan saya di Brunai Darussalam jadi kata nasional ini harus diperbaiki," katanya.

Load More