Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 19 April 2022 | 07:56 WIB
ILUSTRASI - Pekerja memproduksi tahu dan tempe berbahan dasar kedelai di kawasan Duren Tiga Raya, Jakarta selatan, Jumat (18/3/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraBekaci.id - Perajin tahu dan tempe di Jawa Barat yang tergabung dalam Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) mendapatkan kedelai dengan harga lebih rendah dari pasar.

Kedelai itu disalurkan oleh Perum Bulog melalui salah satu gudang supplier kedelai milik FKS Multi Agro di Bekasi, Senin (18/4/2022).

Pada penyaluran perdana ini diberangkatkan sebanyak delapan truk mengangkut 100 ton kedelai yang akan disalurkan ke pengrajin melalui Primkopti Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Kuningan Jawa Barat.

“Sasaran dari program ini adalah pengrajin tahu tempe yang tergabung dalam koperasi tahu tempe yang ditetapkan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM dan program ini akan dilaksanakan di seluruh Indonesia”, kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dikutip dari Antara.

Baca Juga: Kader Partai Politik di Cianjur Diduga Menyusup ke Unit Pengumpul Zakat untuk Suksesi Pemilu 2024

Budi Waseso mengatakan bahwa kenaikan harga kedelai akan berdampak pada salah satu pangan sumber protein yang murah dan dikonsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia. Untuk itu, Pemerintah telah menugaskan Perum Bulog menyediakan pasokan kedelai pada harga yang lebih rendah dari harga pasar yaitu selisih Rp1.000 per kg bagi pengrajin tempe tahu yang tergabung dalam Kopti.

Program Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai oleh Pengrajin Tahu Tempe pada tahun 2022 akan dilaksanakan selama empat bulan April-Juli 2022 dengan pagu maksimal 200.000 ton per bulan atau total 800.000 ton.

Penyaluran kedelai oleh Perum Bulog dilaksanakan bertahap dengan setiap tahapan pada periode dua mingguan. Pada tahap I, dimulai pada 18 April 2022 hingga 29 April 2022 akan disalurkan sebanyak 23.173.650 kg yang akan disalurkan di 13 Provinsi dari pagu sebulan 50.536.51 kg.

Sebanyak 13 Provinsi tersebut adalah Aceh, Lampung, Bengkulu, DKI Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Yogyakarta, Bali, Kaltim, NTB, dan Sulsel.

“Sumber kedelai yang akan digunakan dalam program ini adalah kedelai ex impor yang saat ini sudah tersedia di gudang-gudang importir maupun kedelai lokal hasil produksi petani dalam negeri. Selanjutnya jumlah provinsi dan pagu alokasi per tahap akan bertambah setiap dua minggu dengan perluasan provinsi sasaran, penambahan jumlah KOPTI Sasaran dan pengrajin anggotanya”, tambah Budi Waseso.

Baca Juga: Paksa Ibunya Berikan Izin, Seorang Pelajar Alami Ini Usai Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Pertama

Ketua Gakoptindo Aip Syarifudin mengatakan harga pembelian kedelai ini akan berbeda di masing-masing wilayah namun tetap diberikan selisih R p1.000 per kg bagi pengrajin tempe tahu yang tergabung dalam Kopti sasaran.

"Harga pembelian kedelai oleh Puskopti Jawa Barat selaku Kopti Sasaran adalah Rp 10.250 per kg di gudang suplier atau lebih murah Rp 1.000 per kg dari harga jual suplier di luar program. Harga tersebut berlaku untuk wilayah Jawa Barat, sedangkan wilayah lain sesuai dengan hasil lelang oleh Perum Bulog yang berbeda antar wilayah," katanya.

Dengan penyiapan pasokan kedelai pada harga yang lebih murah, pengrajin tahu tempe akan dapat menyiapkan tahu tempe pada harga terjangkau bagi masyarakat sekaligus kepastian pasokan untuk jaminan keberlangsungan produksi tahu tempe.

Load More