Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Selasa, 15 Maret 2022 | 15:34 WIB
Petugas menutup kendi yang berisi tanah dan air dari seluruh provinsi se-Indonesia usai seremoni ritual Kendi Nusantara di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022). [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww]

SuaraBekaci.id - Ritual kendi di Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi polemik di tengah masyarakat. Banyak yang kontra dengan kegiatan ritual tersebut.

Di jagat maya, hingga Selasa (15/3) siang tagar Ritual Syirik bergema dan menjadi tranding topic. Sejumlah warganet mengkritik soal ritual tersebut yang menurut mereka tidak perlu dilakukan.

"Bgmn nasib Indonesia kedepannya krn IKN dibangun dgn ritual syirik dan musyrik? Wallahu a'lam bishawab," tulis akun @Aya***

"Pindah ibukota ketika pertumbuhan ekonomi dibawah 5%, itu namanya Ambisi.....Pindah ibukota ketika pertumbuhan diatas 7% , itu namanya Prestasi...#RitualSyirik," timpal akun lainnya.

Baca Juga: Ritual Kendi Nusantara Disebut Politik Klenik, Pengamat Politik Sonny Sudiar Tegas Bantah Ubedilah Badrun

Hingga berita ini diturunkan, tagar Ritual Syirik telah diposting sebanyak 4.536 tweets.

Ritual kendi merupakan penanda dimulainya mega proyek tersebut dengan penyatuan tanah dan air dari berbagai wilayah di Indonesia.

Tanah dan air itu diantar langsung oleh masing-masing gubernur. Ritual itu dilakukan persisi di Titik Nol IKN Nusantara.

Sejumlah pihak menyampaikan kritik tajam terkait ritual ini. Seperti yang disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun.

Ubedilah Badrun menganggap bahwa apa yang dilakukan Presiden Jokowi merupakan poltik klenik di era modern. Kritik juga disampaikan oleh Ketua MUI Sumatera Barat (Sumbar), Gusrizal Gazahar.

Baca Juga: Netizen Sebut Ritual Kendi Nusantara Jahiliyah dan Menghina Martabat Manusia

Ditegaskan oleh Gusrizal, bahwa ritual kendi nusantara tersebut tidak sesuai dengan akidah umat Islam.

"Saya sangat menyesalkan tindakan Mahyeldi Ansharullah yang begitu saja mematuhi perintah Presiden terkait ritual tersebut. Saya tidak setuju dengan ritual tersebut, karena terkandung keyakinan yang tak bersesuaian dengan akidah tauhid,” ucap Gusrizal.

Load More