Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 11 Maret 2022 | 12:20 WIB
Presiden KSPI, Said Iqbal saat demo bersama buruh menolak UU Cipta Kerja di DPR, Jakarta, Jumat (14/1/2022). [Suara.com/Bagaskara]

SuaraBekaci.id - Konflik bersenjata yang terjadi antara Rusia dan Ukraina disebut bisa memberikan imbas negatif bagi buruh di Indonesia. Perang tersebut bahkan berpotensi membuat buruh kehilangan pekerjaan.

Hal tersebut diungkapkan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal pada Jumat (11/3/2022).

Untuk itu ia meminta DPR untuk melakukan sesuatu agar buruh tak terimbas dampak negatif dari agresi militer Rusia ke Ukraina.

"Kami meminta DPR mengeluarkan sikap untuk menyatakan stop perang Rusia dan Ukraina. Telah terjadi tragedi kemanusiaan," kata Said Iqbal dikutip dari Antara.

Baca Juga: Jokowi: Semua Negara Pusing Gara-gara Pandemi, Makin Pusing Ditambah Perang

Said Iqbal mengatakan, perang yang berkecamuk saat ini berdampak pada naiknya harga bahan bakar seperti minyak gas.

Dengan naiknya harga bahan bakar tersebut, beberapa perusahaan dan pabrik di seluruh dunia, termasuk Indonesia, kesulitan berproduksi.

"Akibatnya, perusahaan mengajak berunding serikat buruh untuk mengurangi efisiensi pekerja, dalam hal ini PHK (pemutusan hubungan kerja) ," kata Said Iqbal.

Kondisi ini, menurut Said Iqbal, yang mulai dirasakan oleh kaum buruh di daerah.

Oleh karena itu, tegasnya, dia berserta ratusan buruh Jumat ini menuntut sikap pemerintah melalui aksi demonstrasi.

Baca Juga: Menaker Jamin Program JKP Tak Gugurkan Pesangon Pekerja yang Kena PHK

Dia berharap, aksi ini dapat berpengaruh kepada sikap pemerintah dalam menghentikan perang tersebut.

Dari pantauan Antara di lokasi, aksi di depan gedung DPR RI masih berjalan dengan kondusif dan terlihat belum berpotensi kericuhan.

Load More