Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Minggu, 27 Februari 2022 | 18:35 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) berpose bersama sebagai U20 Co-Chair usai gelar wicara Road To Presidensi G20 in West Java- Forum Urban20 (U20) di Hotel Pullman, Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/2/2022). [ANTARA FOTO/Novrian Arbi]

SuaraBekaci.id - Ketua Umum Jaringan Nasional Mileanies Pusat, Muhammad Ramli Rahim menyebut bahwa usulan penundaan pemilu 2024 merupakan salah upaya untuk menjegal Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk jadi presiden.

Ramli mengatakan bahwa ia mendapat informasi bahwa elektabilitas Anies Baswedan di sejumlah lembaga survei sangat bagus.

“Seminggu yang lalu, sebelum wacana penundaan pemilu 2024 mengemuka, saya bertemu seorang legislator dari partai G, beliau mengatakan, 'elektabilitas pak Anies luar biasa pak Ramli, bahkan ada survei yang hasilnya 45% untuk pak Anies hanya donaturnya melarangnya mempublikasikan angka tersebut'," kata Ramli, mengutip dari Wartaekonomi--jaringan Suara.com, Minggu (27/2).

Ditambahkan oleh Ramli, pergerakan relawan Anies di berbagai daerah memang seperti tak terbendung, terus bergerak dari satu provinsi ke provinsi lain, dari satu kabupaten ke kabupaten lain hingga ke pelosok desa.

Baca Juga: Penundaan Pemilu 2024, AHY: Tidak Logis, Bertentangan Konstitusi dan Demokrasi

Pada survei Indonesia Political Opinion (IPO), nama Anies Baswedan memang berada di posisi teratas.

“Jika dikerucutkan 5 nama, Anies Baswedan berada di posisi teratas dengan persentase 24,6 persen,” ucap Direktur Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah Putra.

Di posisi kedua, sosok Prabowo Subianto mendapatkan elektabilitas sebesar 23,9 persen.

Kemudian, disusul Ganjar Pranowo sebesar 19,2 persen. Pada posisi keempat, ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebesar 7,3 persen, dan posisi kelima ada Ridwan Kamil sebesar 5,1 persen.

Baca Juga: Elit Politik Paksakan Pemilu 2024 Ditunda, KSPI: Bakal Terjadi People Power

Load More