Scroll untuk membaca artikel
Lebrina Uneputty
Jum'at, 24 Desember 2021 | 12:06 WIB
Polemik Hukum Ucapan Selamat Natal Dari Kaum Muslim, Buya Arrazy : Mengucapkan Selamat Natal Bukan Akidah.(Tangkapan layar)

SuaraBekaci.id - Hari Raya Natal telah tiba, tinggal menghitung waktu mundur maka perayaan hari besar keagamaan umat Kristiani segera digelar. Akan tetapi polemik yang memperdebatkan soal seorang muslim boleh tidak mengucapkan Selamat Natal rupanya terus terjadi hampir disetiap tahunnya.

Kali ini Podcast milik Deddy Corbuzier dalam akun Youtubenya menghadirkan Ulama muda Indonesia, Dr. H. Arrazy Hasyim, Lc, S.Fil.I.I., MA.Hum atau biasa disapa dengan Buya Arrazy.

Dalam podcast berdurasi 12 menit 36 detik tersebut, mereka membahas mengenai polemik tahunan yakni boleh tidaknya umat Islam mengucapkan selamat Natal.  

Buya menjelaskan bahwa terdapat 2 fatwa besar yang menyinggung soal boleh tidaknya mengucapkan Selamat Natal.

“ Misalnya kalau kita lihat di Mesir itu ada 2 institusi besar yang pertama Jamiatul Al Azhar yang sudah ratusan tahun, Syekh Ahmad Toyib pimpinan Al Azhar membolehkan mengucapkan selamat Natal,” ucap Buya menjelaskan.

Ia kemudian melanjutkan bahwa mengucapkan Selamat Natal menurut Fatwa Mesir bukan akidah.

“Karena basicnya mengucapkan Selamat Natal bukan akidah tapi Muamalat yakni persoalan yang bukan ibadah.” Tambahnya lagi.

Kemudian ada Darul Miftah yang juga mengemukakan pendapat yang sama.

 “ Mereka sepakat mengatakan bahwa mengucapkan Selamat Natal tidaklah bagian dari akidah,” terang Buya.

Sontak keterangan Buya tersebut memancing reaksi Deddy untuk memperjelas kalimat fatwa itu.

“Berarti tidak ada hubungannya kita punya iman dan kepercayaan,” kata Deddy menimpali.

Buya pun menjawab dengan mengatakan bahwa hal itu merupakan pandangan dari mereka.

Ia kemudian melanjutkan bahwa tolak ukur lurusnya seseorang tak dapat dilihat dari kesalahan mengucapkan Selamat Natal.

 “ Jika ulama selevel mereka berfatwa begitu dan mereka menjadi kiblat keilmuan Islam dari masa ke masa apakah mereka kemudian tidak disebut lurus? Kalau Cuma mengeluarkan fatwa begitu mereka langsung bengkok sesat, kita lebih sesat lagi berarti,“ kata Buya.

Kemudian ia menjelaskan mengenai fatwa lain dari Saudi yang memegang keputusan untuk tidak mengucapkan Selamat Natal.  

 “Memilih tidak mengucapkan Selamat Natal karena khawatir ada fatwa yang mengatakan itu persoalan akidah,”begitulah pandangan guru guru besar disana yang disampaikan Buya.

Kemudian ketika disinggung apakah Buya mengucapkan Selamat Natal atau tidak, Pendiri dan pengasuh Ribath Nouraniyah itu mengatakan bahwa ia memiliki pandangan tersendiri.

“Karena saya bukan seorang pejabat, bukan seorang pemimpin bukan direktur suatu perusahaan tidak ada hajat untuk mengucapkan selamat Natal,”ucap Buya.

Pihaknya hanya menyampaikan dua fatwa berbeda itu dengan tujuan mencerdaskan umat tanpa membenarkan maupun menyalahkan keduanya.

“Hanya ingin memberitahu bahwa ini ada dua pendapat dimana sekelas guru guru Saya, kalau mereka berbeda dan mereka tidak saling hujat menghujat kenapa kita saling menghujat?” begitulah kata Buya.

Ia mengatakan bahwa dirinya menganut Buya Hamka yang hanya mengatakan kata Selamat jika seseorang terdekatnya merayakan Natal.

Pada akhir Podcast tersebut, Buya mengatakan tidak melarang maupun memperbolehkan mengucapkan Selamat Natal, karena hal tersebut bergantung pada Fatwa mana yang dianut.

Buya Arrazy dikenal sebagai sosok pendakwah yang belakangan jadi perbincangan public lantaran kajian kajian yang ia sampaikan mengenai keislaman.

Ia merupakan pendiri dan pengasuh Ribath Nouraniyah lembaga kajian turats, ilmu aqidah, tasawuf dan amalan zikir yang berpusat di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Pria kelahiran Kota Tangah, Payakumbuh Sumatera Barat pada 21 April 1986 ini menyelesaikan Doktoral S3 di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2012 – 2017. 

Kontributor : Ririn Septiyani

Load More