SuaraBekaci.id - Banjir rob ibarat tambahan siklus musim, selain kemarau dan penghujan bagi warga Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Musibah rutin yang kembali datang untuk kesekian kalinya itu mengakibatkan aktivitas kehidupan masyarakat di pesisir utara Laut Jawa tersebut terganggu hingga memunculkan trauma warga setempat.
Kini, banjir rob kembali menyapa ratusan permukiman warga hingga setinggi paha pria dewasa. Kondisi itu memaksa warga hanya mampu bertahan di dalam rumah tanpa bisa beraktivitas.
Aktivitas melaut nelayan yang menjadi mata pencaharian sebagian besar warga terhenti. Kegiatan perniagaan, bercocok tanam, pertambakan, serta sektor usaha lain pun tidak berjalan mengakibatkan roda perekonomian praktis tak berputar.
Baca Juga: Sebagian Jakarta Dilanda Banjir Rob, 39 RT Terendam Hingga 1 Meter
Lantas apa yang bisa dilakukan warga di tengah kondisi seperti ini? Tak banyak sebenarnya permintaan warga. Warga hanya meminta pemerintah hadir di tengah-tengah warga, bersama-sama mencari solusi penanganan yang serius agar musibah serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.
"Ya Allah, banjir dari Kamis kemarin tidak surut-surut, entar mau surut tiba-tiba tinggi lagi. Kemarin tinggi banget pas hari Sabtu sampai sepaha. Bupati kami ora ada pisan (tidak ada sama sekali) ini. Dimana pemerintah, kami rakyatmu," ucap warga Kampung Muara Jaya Desa Pantai Mekar, Dalih (37) di Bekasi, Selasa (7/12/2021).
Jeritan warga yang terdengar cukup lantang di telinga itu hanya meminta pemerintah melakukan penanganan serius agar banjir rob tidak kembali menerjang pemukimannya.
Bagaimana tidak, betapa pilunya warga saat Bulan Desember 2021 datang dengan membawa air pasang masuk ke rumah-rumah. Jangankan beraktivitas, untuk beristirahat saja mereka tak kuasa karena khawatir debit air semakin tinggi.
Butuh penangan serius
Baca Juga: PPKM Level 3 Batal, Polda Jabar Bakal Lakukan Ini pada Natal dan Tahun Baru 2022
Seperti derita Dalih bersama suami dan anak-anaknya, hanya bisa bertahan di dalam rumahnya yang terendam itu. Anak-anaknya yang masih balita kerap menangis karena tidak nyaman dengan kondisi rumah yang terendam.
Sedangkan sang suami tidak bisa bekerja karena akses jalan terputus. Di sisi lain, sang suami memilih bertahan di rumah karena khawatir air makin tinggi. Opsi mengungsi pun tidak bisa dilakukan karena kediaman sanak saudaranya juga dikepung banjir.
Kampung Muara Jaya yang ditinggalinya menjadi salah satu daerah yang kerap dilanda banjir rob terparah. Kampung ini menjadi daratan paling utara di antara batas pantai lainnya. Lokasinya pun paling dekat dengan Jakarta Utara.
Berdasarkan pantauan di lapangan, ketinggian banjir rob di Muara Jaya bervariasi mulai di atas mata kaki hingga setinggi lutut orang dewasa. Banjir di wilayah itu mulai terjadi sejak pekan lalu. Ketika itu angin bertiup lebih kencang dari biasanya hingga membuat air laut menggenangi rumah warga.
Sejak pertama merendam, banjir rob ini tidak pernah benar-benar surut. Permukaan air biasanya naik pada pagi hari, kemudian semakin tinggi menjelang siang. Setelah itu, air sempat surut tapi kemudian naik kembali.
Kondisi terkini banjir rob telah melanda lima dari total enam desa di wilayah Kecamatan Muaragembong di antaranya Pantai Mekar, Pantai Sederhana, Pantai Bahagia, Pantai Harapan Jaya, dan Pantai Bakti. Satu desa tidak terendam yakni Desa Jayasakti lantaran lokasinya yang tidak berada di pesisir pantai.
Camat Muaragembong Lukman Hakim mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi banjir rob, namun ikhtiar tersebut tidak maksimal karena tidak ditangani secara menyeluruh. Kewenangan penanganan pesisir pantai berada di ranah tingkat provinsi dan pusat.
"Kami berharap ada penanganan serius karena yang menjadi korban masyarakat kami. Setiap tahun kami terus menjalin komunikasi dengan provinsi dan pusat, namun tidak ada tindakan nyata. Kalau survei mah sering," katanya.
Berharap segera diakhiri
Lukman menyayangkan penanganan yang dilakukan saat ini baru sebatas tanggap darurat. Padahal setiap tahun banjir rob terus meluas karena terjadi abrasi hampir di seluruh pesisir pantai.
"Perlu penanganan serius. Saat ini yang ditangani baru tanggul-tanggul sungai yang jebol tapi itu juga baru tanggap darurat. Kami mohon banjir rob ini diselesaikan juga karena kasihan warga," ucapnya.
Pihaknya mengusulkan pemerintah pusat membangun tanggul pantai dan penampungan air di sepanjang pesisir Muaragembong untuk mengurangi dampak banjir rob yang setiap tahun melanda wilayahnya.
Pembangunan infrastruktur itu diharapkan mampu menahan laju luapan tinggi air laut yang saat ini sudah berada pada titik - 240 pp. "Jadi nantinya akan terintegrasi antara tanggul pantai dengan penampung yang dimaksud," tutur dia.
Bagaimanapun skema maupun teknis penanganan banjir rob nanti, warga Muaragembong saat ini terus menanti perbaikan nyata secara menyeluruh. Jeritan warga sudah sepantasnya segera diakhiri melalui upaya optimal pemerintah dan semoga musibah ini tidak berulang di kemudian hari. (Antara)
Berita Terkait
-
Ancaman Bom di Wisuda Unpar Bandung, 100 Polisi Berjaga Ketat!
-
Kecelakaan di Tol Cipularang KM 92 Diduga Akibat Rem Truk Blong, Polisi Lagi Data Jumlah Korban
-
Lucky Hakim Sebut Indramayu Daerah Termiskin & Bupatinya Terkaya di Jabar, Cek Faktanya
-
Ayah Rozak Buka Peluang Untuk Dedi Mulyadi Bisa Dekati Ayu Ting Ting: Nanti Jadi Gubernur
-
Putus Sekolah karena Biaya? Kartu Bekasi Maju BN Holik Janjikan Pendidikan Gratis
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Pakai AC di Kelas, Orang Tua Murid Keluhkan Iuran Rp 20 Ribu untuk Bayar Listrik di SMA Negeri 1 Bontang
-
KPU Kaltim Pastikan Debat Ketiga Berlangsung Kondusif, Aturan Diperketat
-
Kekerasan di Paser: Polda Kaltim Buru Pelaku, JATAM Desak Cabut Izin PT MCM
-
276 Kegiatan Kampanye Tercatat di Kaltim, Reses DPRD Jadi Sorotan Bawaslu
-
Kerja Sambil Liburan di Australia Bisa Dapat Gaji Berapa? Yuk, Simak Syarat WHV Terbaru
Terkini
-
Orangtua Harus Tahu, Begini Cara Mengawasi Navigasi Digital Remaja di Tiktok
-
Ini Alasan Kejari Perpanjang Masa Penahanan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi
-
Menuju Ekonomi Hijau, Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan BRI Capai Rp764,8 Triliun
-
Kecelakaan Maut di Bekasi, Ibu dan Anak Tewas Mengenaskan
-
Ketua RT Ungkap Kondisi Satu Keluarga di Bekasi yang Jadi Korban Kecelakaan Tol Cipularang