Scroll untuk membaca artikel
Lebrina Uneputty
Minggu, 05 Desember 2021 | 08:24 WIB
Kejanggalan kematian mahasiswi di Mojokerto. [Instagram]

SuaraBekaci.id - Kasus mahasiswi Novia Widyasari yang bunuh diri di atas pusara ayahnya akhirnya menemukan titik terang. Kekasihnya seorang Brigadir Polisi Dua (Bripda)  Randy Bagus Hari Sasongko anggota aktif Polres Kabupaten Pasuruan akhirnya ditangkap.

Bripda Randy yang disebut menggugurkan kandungan Novia Widyasari dan menjadi salah penyebab alasan bunuh diri mahasiswi tersebut akhirnya ditangkap.  

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo turun langsung menangani kasus bunuh diri Novia Widyasari di makam ayahnya di Tempat Pemakaman Islam ( TPI)  Dusun Sugihan,  Desa Japan,  Kecamatan Sooko,  Mojokerto.  

Konferensi Pers kasus Novia Widyasari. [Twitter]

#PenjarakanRandy kini telah menduduki posisi teratas di trending Twitter.  

Baca Juga: Oknum Polisi Dibalik Kasus Bunuh Diri Novia Widyasari, Kapolri Listyo Sigit Bereaksi

Sebuah unggahan konferensi pers dari Polres Mojokerto pun beredar di media sosial.  

Wakapolda Jawa Timur Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo menyampaikan status tersangka Randy sekaligus kronologi perkenalan hingga terjadinya aborsi yang melibatkan anggotanya tersebut dalam konferensi pers Sabtu ( 4/12/2021). 

Wakapolda menceritakan awal mula anggotanya berkenalan dengan Novia adalah pada Oktober 2019 di sebuah distro baju yang berada di Malang.  Mereka lalu berpacaran dan melakukan hubungan suami istri. 

" Kemudian setelah resmi pacaran,  mereka melakukan suatu perbuatan seperti suami istri, " Kata Wakapolda.  

Dalam keterangan tersebut diungkapkan bahwa perbuatan selayaknya suami istri tersebut telah berlangsung selama masa pacaran dari 2020 - 2021 bertempat di kos mereka dan Hotel yang ada di Malang.  

Baca Juga: Fakta Baru Kasus Bunuh Diri Mahasiswi Mojokerto, Polisi Pacarnya Jadi Tersangka Aborsi

" Kita dapatkan juga adanya suatu bukti bahwa korban selama pacaran sampai kemarin yakni terhitung dari Oktober 2019 sampai dengan bulan Desember 2021 sudah melakukan tindakan aborsi bersama, " Lanjut Wakapolda menegaskan.  

Ya,  tindakan aborsi rupanya dilakukan sebanyak 2 kali di tempat berbeda.  

" Yang pertama adalah bulan Maret 2020, yang kedua adalah bulan Agustus 2021," Sambungnya.  

Berdasarkan informasi aborsi yang pertama dilakukan saat usia kandungan hitungan di sebuah indekos,  dan yang kedua saat kandungan berusia empat bulan.  

Brigjen Slamet menyampaikan bahwa Randy dikenakan sanksi internal.  

" Kita akan mengenakan terkait dengan ketentuan yang sudah mengatur di kepolisian,  yaitu Perkap No.  14 tahun 2011 yaitu tentang kode etik,  kita jerat dengan pasal 7 dan pasal 11, secara pidana hukum kita juga akan menerapkan pasal 348 juncto 55," Terangnya.  

Barang bukti yang didapat dari kasus ini adalah racun potasium yang ditemukan didekat korban dan pil aborsi.  

Bripda Randy disangka turut dalam melakukan aborsi karena tindakan tersebut dilakukan  bersama sama. Berdasarkan KUHP ancaman untuk melakukan tindakan aborsi adalah pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.  

Meski demikian Brigjend Slamet memastikan timnya tidak akan berhenti pada sangkaan Aborsi namun juga pendalaman mengenai motif bunuh diri Novia Widyasari apakah ada sangkut pautnya dengan Bripda Randy atau masalah lain.  

" Kami akan mendalami lagi terkait penyebab itu,  kami tidak berhenti disini,  akan dikembangkan lagi, " Sambungnya. 

Saat ini Bripda Randy telah diamankan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.  

" Siapapun anggota yang melanggar,  kami tidak akan pandang bulu terduga sudah diamankan, " Pungkasnya. 

Beredar di Twitter "Bapaknya Randy anggota DPRD yang Ikut andil dlm kematian korban "

Kejanggalan kasus bunuh diri Novia Widyasari-- foto oknum polisi diduga pacar Novia. [tangkapan layar Twitter]

Cuitan pun bersahutan dalam tagar #penjarakanRandy tersebut.  

" Berdasarkan investigasi rakyat dunia maya,  ini foto Randy yang memperkosa mahasiswi yatim Unibraw alm.  Novia Widyasari dan foto bapaknya Randy anggota DPRD yang ikut andil dalam kematian korban,  rakyat menunggu ketegasan bapak, " Tulis akun twitter @Ayang_Utr*** sembari menampilkan dua potret.  

Sebuah gambar bertuliskan " Awas ada pemerkosa " Unggahan akun @syahrangg** juga turut mewarnai kolom cuitan.  

" Pecat hukum mati itu baru adil, " Tulis akun @JukiWak***.

Kontributor : Ririn Septiyani

Load More