Berbagai protes ini sebenarnya adalah buah dari investasi Indonesia dalam menyekolahkan anak secara massal sejak tahun 1970an.
Pembangunan di sektor pendidikan ini telah berdampak pada meningkatnya aktivisme warga, keberanian mereka dalam berpendapat, dan pemberdayaan di antara perempuan Indonesia.
Ini menunjukkan bahwa seiring waktu, jumlah perempuan berpendidikan akan meningkat dan mencapai batas di mana mereka bisa bergerak memperjuangkan keresahan bersama.
Mereka kemudian bisa menggunakan literasi mereka untuk menuntut hak sipil yang lebih baik dari pemerintah.
Protes-protes kecil yang berkelanjutan di Indonesia, misalnya, berujung pada Surat Keputusan Bersama (SKB) dari pemerintah untuk melarang pemaksaan hijab di lingkungan sekolah – meskipun perjuangannya belum berakhir mengingat belum lama ini Mahkamah Agung (MA) mencabut keputusan tersebut.
Beragam strategi dari Indonesia untuk memperluas akses pendidikan untuk perempuan - meskipun terdapat halangan yang kuat dari gerakan konservatif di level akar rumput - sekali lagi mengingatkan kita bahwa tradisi Islam tidak serta merta menghambat pemberdayaan perempuan.
Ini berarti bahwa di Afganistan, suatu negara yang kini porak-poranda akibat perang, masyarakat dunia harus mendorong pemerintah Taliban untuk menyekolahkan seluruh anak perempuan.
Bahkan, kita semestinya tidak perlu memperdebatkan apakah nantinya akan ada pemisahan antara murid laki-laki dan perempuan, atau apakah materi sekolah akan dicampur dengan muatan agama. Pendidikan harus jadi prioritas, terlepas apapun bentuknya.
Afganistan saat ini memiliki jauh lebih banyak tokoh pemimpin perempuan dari sebelumnya berkat meluasnya akses perempuan di sektor politik selama 20 tahun terakhir.
Taliban pun memahami hal ini, dan tercermin dalam pengakuan rezim tersebut akan pentingnya pendidikan bagi perempuan bahkan hingga penddikan tinggi.
Berita Terkait
-
Prabowo Setuju Moratorium Dicabut! PMI Bisa Kembali Kerja ke Arab Saudi, Ada Bonus Umrah Setelah Dua Tahun
-
Timnas Indonesia Malah Turun Ranking FIFA Jelang Lawan Australia
-
Timnas Indonesia Dilatih Patrick Kluivert, Striker Australia: Pasti Dia Memberikan Sesuatu yang Berbeda
-
Jelang Lawan Australia, Slot Asisten Pelatih Lokal di Timnas Indonesia Masih Misteri
-
Australia vs Timnas Indonesia: Emil Audero, Dean James, dan Joey Pelupessy Siap Tempur
Terpopuler
- Dukung Penyidik Tahan Nikita Mirzani, Pakar Justru Heran dengan Dokter Reza Gladys: Kok Bisa...
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Hotman Paris Skakmat Fidaus Oiwobo, Ketahuan Bohong Soal Keturunan Sultan Bima
Pilihan
-
Saham BJBR Anjlok, Aksi Jual Marak Usai Dirut dan Corsec Terjerat Korupsi Dana Iklan Bank BJB
-
Owner Wong Solo Grup Laporkan Pengusaha Asal Bekasi dalam Kasus Penipuan Investasi
-
Sosok Widi Hartoto Corsec Bank BJB Tersangka Kasus Korupsi Iklan, Punya Harta Miliaran Rupiah
-
Kembali Difitnah Soal Kirim Utusan ke PDIP, Jokowi: Diam dan Senyumin Aja
-
Driver Ojol Dapat 'Tunjangan Hari Raya (THR)' 2025, Ini Kriteria dan Syaratnya
Terkini
-
BRI Sukses Raih 5 Penghargaan di Retail Banker International Asia Trailblazer Awards
-
Kapan Lagi Buka Bareng BRI Festival 2025 Hadirkan Beragam Kuliner dan Hiburan Menarik
-
Keberhasilan Cokelat Ndalem, Jadi Bukti BRI Sukses Naik Kelaskan UMKM
-
Cerita Siswa SMAN 21 Bekasi Gagal Ujian Gegara Gedung Sekolah Diterjang Banjir
-
Bekasi Banjir Pilih Ngungsi ke Hotel, Istri Walkot Bekasi: Cuma Sebentar