SuaraBekaci.id - Benteng Tanjungpura, Karawang merupakan benteng pertama yang dibangun kompeni 1678 di luar Batavia.
Benteng ini dibangun untuk kepentingan perdagangan, pertahanan, dan mengadili warga masyarakat yang dipandang membangkang kepada VOC.
Setahun kemudian, pada 1679, benteng ini diserang dan dibakar oleh Wirasaba, bupati/patih Tanjungpura. Namun, akhirnya Wirasaba menyerah.
Kekhawatiran kompeni akan serangan susulan, diusulkanlah agar benteng dibuat permanen. Namun tidak terlaksana.
Pada 1712 dilaksankan pemagaran sekeliling benteng dengan kayu yang tinggi, yang ujung atasnya diruncingkan.
Baru pada 1749, benteng Tanjungpura dibangun lebih permanen menggunakan batubata. Melihat pentingannya benteng ini, pada tahun 1802 dibangun kembali lebih kokoh.
Setelah pergantian gubernur jenderal menjadi HW Daendels, pada 1809 Daendels memerintahkan agar benteng dikosongkan.
Berselang dua tahun, pada 1811, ia memerintahkan untuk menjual benteng beserta lahannya. Pada 1812 benteng dan lahannya ada yang membeli, tapi pada 1813 benteng Tanjugpura dirobohkan.
Dilansir dari Ayobandung, Minggu (12/9/2021), lokasi benteng Tanjungpura berada di tempuran Ci Beet dengan Ci Tarum. Kawasan ini menjadi strategis sejak lama.
Baca Juga: Karawang Buka Sekolah 14 September, PTM Pertama Kali sejak Pandemi Covid-19
Ketika kopi menjadi komoditas ekspor yang sangat menguntungkan, setelah dipanen, kopi disetorkan dan ditimbang di gudang-gudang kecil, kemudian diangkut ke gudang-gudang yang lebih besar, di antaranya di Cikaobandung.
Saat itu belum ada jalan yang dapat dilalui pedati. Karung-karung kopi dipikul oleh penduduk, atau ditumpuk di punggung kerbau, karena itulah binatang yang paling tangguh di medan pegunungan, lalu beriringan menuju gudang-gudang yang lebih besar di Cikaobandung.
Ketika kopi dari Priangan ditongkangkan di dermaga Cikaobandung (+40 m dpl) di pinggir aliran Ci Tarum, (kini termasuk Desa Cikaobandung, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta), setelah mengalun di Ci Tarum sejauh 45 km dari Cikaobandung, akan sampai di pos/benteng Tanjungpura.
Dari benteng Tanjungpurna, tongkang itu masih mengalun sejauh 85 km menuju Muaragembong (+ 0 m dpl).
Ketika di Laut Jawa terjadi pasang surut, permukaan air lautnya turun, maka perahu akan meluncur lebih cepat menuju muara.
Dari muara Ci Tarum perjalanan tongkan bermuatan kopi masih belum berakhir. Dari sana dilanjutkan menyusuri pinggiran Teluk Jakarta menuju Batavia.
Berita Terkait
-
Jejak Niaga China yang Bertahan di Cimahi
-
21 Warga Cikampek Keracunan Makanan Pengajian, Muntah-muntah, Buang Air dan Keram Perut
-
Puluhan Warga Karawang Keracunan Usai Ikuti Pengajian
-
Bus Asli Prima Karawang-Merak Hantam Tiang Rambu Tol Meruya, Sopir Jadi Tersangka
-
Apotek di Karawang Timur Dibobol, Obat dan Duit Dibawa Kabur
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
BRI 130 Tahun: Jejak Raden Bei Aria Wirjaatmadja, Perintis Keuangan Rakyat Indonesia
-
BRI Berdayakan Ibu Rumah Tangga di Surakarta Jadi Pengusaha Fashion Premium
-
Misteri 4 Orang Tewas di Tol Tegal: Polisi Tunggu Hasil Forensik
-
BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun untuk Proyek Flyover Sitinjau Lauik
-
Terbongkar! Aksi Pencurian Mobil di Kawasan Industri Cikarang Libatkan Karyawan