Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Sabtu, 04 September 2021 | 09:05 WIB
Perahu eretan sebagai transportasi alternatif pilihan yang menghubungkan Kampung Gabus, Tambun Utara menuju Kebalen, Babelan, Kabupaten Bekasi. [SuaraBekaci.id/Imam Faisal]

SuaraBekaci.id - Bagi warga Kebalen dan Gabus, Kabupaten Bekasi, perahu eretan menjadi transportasi alternatif pilihan untuk memangkas jarak tempuh antar kedua wilayah yang dipisahkan aliran Kali Bekasi.

Salah satu pekerja di perahu eretan, Alfin (19) menjelaskan, sebelum adanya perahu eretan untuk menyeberang, warga sekitar harus menempuh puluhan kilometer.

"Sudah lama sekali ini adanya. Tahun 1970-an. Kata orang tua saya, dulu mah sebelum ada jembatan muternya jauh banget, berpuluh-puluh kilo," jelas Alfin, Kamis (2/9/2021).

Meski jembatan sudah berdiri, namun warga masih tetap menggunakan jasa perahu eretan untuk memangkas jarak tempuh antara Kampung Gabus, Tambun Utara menuju Kebalen, Babelan.

Baca Juga: Waduh! Saluran Irigasi di Bekasi Tersumbat Sampah Ratusan Meter, Baunya ke Mana-mana

"Dari Gabus ke arah Warung Ayu Kebalen, kalau enggak lewat sini mah jauh juga, bisa sekitar 15-20 menit kalau naik motor. Soalnya kan muter jalannya," jelas Alfin.

Alfin juga menjelaskan, kapasitas perahu eretan dapat menampung hingga 15 kendaraan roda dua dengan sekali jalan, tergantung ketinggian air.

"Persekali nyeberang maksimal 15 motor, tergantung ketinggian air. Kalau airnya rendah kemungkinan enggak sampai segitu, perahunya bisa mentok dasar," jelasnya.

Untuk jam operasional, lanjut Alfin, perahu eretan dimulai dari pukul 5.30 pagi hingga pukul 20.00 setiap harinya.

"Berhenti beroperasi pas airnya naik aja. Soalnya kan arusnya juga deres, jadinya agak ngeri kalau beroperasi," katanya.

Baca Juga: Alhamdulillah, Seniman dan Pelaku UMKM di Bekasi Bakal Dapat Bantuan Dana Segar

Seorang pengguna jasa perahu eretan Bayu (35) warga Pondok Ungu, Kota Bekasi, menjelaskan perahu eretan ini sangat membantunya untuk mempercepat jarak tempuh antara rumahnya dan tempat kerjanya.

"Lebih enak sih lebih cepat, kalau muter kan agak jauh," jelas Bayu di lokasi.

Dia juga menyebut, tarif Rp 2.000 yang dikenakan juga sangat wajar karena dapat memangkas jarak tempuh hingga 5 kilometer.

"Dikenakan tarif Rp 2.000. Kebayarlah kalau dihitung cepatnya bisa motong waktu sekitar 20 menit," jelasnya.

Kontributor : Imam Faisal

Load More