SuaraBekaci.id - Pesisir selatan Jawa terancam gempa 9 skala richter dan tsunami 20 meter. Bahkan gelombang tsunami diperkirakan sampai Istana Merdeka Jakarta.
Hal itu dipaparkan Kepala Laboratorium Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB), Heri Andreas. Gempa besar Jawa atau megathrust selatan Jawa bisa terjadi kapan saja.
Melalui keterangan resminya, gempa tersebut memiliki kekuatan yang mengerikan dan saat ini tengah berada di ujung siklus perulangan atau earthquake cycle.
Merujuk pada data yang diperoleh dari Global Navigation Satellite System (GNSS), akumulasi energi mulai terbaca di bagian Megathrust Selat Sunda hingga Pelabuhan Ratu dan selatan Parangtritis hingga selatan Pantai Jawa Timur.
Dari hasil pemodelan, kekuatan gempa yang bisa terjadi mencapai 8,7 SR hingga 9 SR dan bisa diikuti gelombang tsunami hingga ketinggian 20 meter.
Imbasnya, gelombang tsunami bisa menyentuh pesisir Jakarta dengan ketinggian maksimum 1,5 meter.
Jika dibandingkan dengan potensi tsunami yang bisa terjadi di bagian selatan, ketinggian tersebut memang relatif lebih kecil.
“Namun demikian fakta saat ini pesisir Jakarta wilayahnya sudah ada di bawah laut hingga minus 1-2 meter, ini artinya potensi tsunami akan lebih besar,” ujar Heri, Jumat (20/8/2021).
Dari hasil simulasi model, run-up tsunami dapat mencapai sebagian besar Pluit, Ancol, Gunung Sahari, Kota Tua hingga Gajah Mada.
Baca Juga: Inspiratif, Pria 69 Tahun Ini Ungkap Alasan Kembali ke Kampus ITB untuk Kuliah Lagi
Bahkan jika diperhatikan lebih detail pada model, tsunami mungkin bisa menyentuh Istana.
Namun, melalui permodelan itu, Heri secara tak langsung mengatakan, tanggul dan laut di Jakarta memiliki peran yang sedemikian penting. Sebab, selain mencegah banjir rob, dua hal tersebut bisa melindungi Jakarta dari gulungan tsunami.
Dia meminta pemerintah pusat untuk mempercepat upaya pembangunan tanggul di sepanjang pesisir Jakarta.
“Untuk itu kita harus mendukung pemerintah dalam mempercepat upaya pembangunan tanggul sepanjang pesisir Jakarta. Fakta ini mau tidak mau harus diungkap, meskipun terkesan menakut-nakuti,” tegasnya.
Heri memastikan, penanganan gempa dan tsunami bukanlah perkara mudah. Sebab, itu merupakan fenomena alam yang bisa mengancam kapan saja.
Kini, dia berharap, warga bisa lebih teredukasi mengenai antisipasi saat terjadinya bencana tersebut.
Tag
Berita Terkait
-
Falcon Pictures Kasih Bocoran Tipis-Tipis Pemeran Milea di Film Dilan ITB 1997
-
Belum Kering Luka Banjir, Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Aceh Siang Ini
-
Hasan Nasbi Singgung Akar Masalah Banjir Bukan pada Menteri Setahun Menjabat
-
Bencana Sumatera 2025 Dinilai Lebih Dahsyat dari Tsunami Aceh, Para Eks BRR Bersuara
-
Siapa Pemeran Ancika di Dilan 1997? Foto Ariel NOAH Bareng Sosok Misterius Bikin Penasaran
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
Terkini
-
BRI 130 Tahun: Jejak Raden Bei Aria Wirjaatmadja, Perintis Keuangan Rakyat Indonesia
-
BRI Berdayakan Ibu Rumah Tangga di Surakarta Jadi Pengusaha Fashion Premium
-
Misteri 4 Orang Tewas di Tol Tegal: Polisi Tunggu Hasil Forensik
-
BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun untuk Proyek Flyover Sitinjau Lauik
-
Terbongkar! Aksi Pencurian Mobil di Kawasan Industri Cikarang Libatkan Karyawan