SuaraBekaci.id - Viral istilah mati corona ala Madura di media sosial. Kicauan mati corona ala Madura itu diunggah pengguna akun Twiter @Antonius061.
Cuitan tersebut berisi tulisan Firman Syah Ali tentang kondisi warga Madura menghadapi pandemi virus corona.
Dalam cuitan itu diceritakan kondisi Pamekasan di Madura tampak normal pada masa pemberlakukan PPKM level 3.
Dilansir Solopos.com, Firman merupakan Pengurus Harian LP Ma’arif NU Jatim. Dia membenarkan jika cuitan mati corona ala Madura itu merupakan tulisannya.
Baca Juga: Tes PCR di India Cuma Rp 130 Ribu, Pengusaha Jawa Barat Angkat Bicara
“Benar saya yang menulis, saat saya isoman beberapa waktu lalu di Pamekasan,” ujar Firman Syah Ali, Senin (2/8/2021).
Cuitan itu diunggah karena melihat kondisi Pamekasan baik-baik saja, bahkan warga seolah tidak takut dengan Covid-19.
“Tidak hanya Pamekasan, Bangkalan, masih normal saja. Warga di sana percaya akan adanya Covid-19, namun mereka berusaha mungkin untuk tidak mendengar sebutan Corona, dan sejenisnya,” ungkapnya.
Warga Madura menganggap corona sebagai setan. Jadi, jika semakin diingat atau diucapkan justru semakin menakutkan.
“Karena warga Madura itu sangat percaya kepada Allah SWT, semakin diucapkan, seolah wirid’an. Jadi mending jangan diucap, dan diingat,” jelasnya.
Baca Juga: Periksa Sekarang! Daftar Bansos COVID-19 Agustus 2021
Berikut isi lengkap cuitan mati corona ala Madura:
Akhir-akhir ini banyak sekali orang meninggal dunia di Madura, diantara mereka ada saudara, tetangga, teman sekolah bahkan mantan saya. Berita-berita kematian itu sebagian saya dengar sendiri secara langsung melalui pengeras suara Masjid, sebagian melalui cerita tamu selama saya menjalani Isolasi Mandiri, namun sebagian besar saya baca di media sosial.
Selama saya menjalani isolasi mandiri, saya sama sekali tidak keluar rumah, saya berada di kompleks tanean lanjang Bani Hasyim Dusun Seccang, Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Kab Pamekasan. Begitu saya selesai Isolasi Mandiri barulah saya keluar rumah.
Begitu keluar rumah saya kaget melihat aktivitas warga normal seperti biasa, padahal berita duka terus bertalu-talu dari ujung ke ujung. Pasar Blumbungan tetap ramai bahkan macet, orang-orang santai ceria tanpa masker, tukang amal masjid teriak-teriak dengan kalimat-kalimat yang lucu.
Belok kiri ke arah Aeng Pennay saya jumpai banyak rombongan mantenan tanpa masker, sebagian diantaranya naik pick up bak terbuka penuh sesak juga tanpa masker, bergembira ria dalam rombongan mantenan sanak saudaranya itu. Saya main ke rumah sepupu, dia baru datang dari tahlilan.
Saya bertanya “sakit apa yang kamu tahlili itu?”, dengan santai dia jawab “yaa sakit yang sekarang ini”. Buahahaha istilahnya bukan corona kalau di Madura, tapi “penyakit yang sekarang ini”.
Mereka ya tidak dilaporkan ke puskesmas, dimandikan biasa, disholati dan ditahlili biasa, sehingga tidak masuk data resmi korban Corona di Kabupaten setempat. Begitu usai tahlilan biasanya beberapa tetangga dan keluarga almarhum menyusul meninggal dunia, namun tetap saja tidak disebut corona, mereka disebut mati kena penyakit yang sekarang ini.
Bahkan ada yang lebih ekstrim lagi, disebut mati sesak nafas, mati capo’ cap (influenza) dan banyak lagi istilah lainnya, yang intinya orang madura menghindari istilah Corona yang dengan sendirinya menghindari protokol Covid-19 terhadap jenazah keluarga/tetangganya.
Bahkan yang terbaru di Pamekasan muncul tradisi baru, yaitu menghentikan siaran berita duka melalui pengeras suara. Bahkan di beberapa grup WA masyarakat Madura saya dimusuhi dan dimarahi ramai-ramai gara-gara selalu posting berita duka, padahal orang yang saya posting berita dukanya itu merupakan orang-orang yang mereka kenal juga.
Akhirnya saya berpikiran jangan-jangan ini cara orang madura untuk melindungi dirinya dari serangan pembunuh imun. Mereka tidak mau imun mereka runtuh terkapar gara-gara dengar nama corona, protokol kesehatan dan berita duka. Mereka ingin anggap itu semua tidak ada. Atau ini mungkin cara mencapai Herd Immunity alami ala Madura? Wallahu a’lam.
Ya seperti dalam semua peristiwa lainnya, orang madura selalu punya cara sendiri. Saat saya menulis artikel ini, saya sedang duduk santai di rumah sepupu sambil mendengarkan musik dangdut dari tetangganya yang sedang hajatan mantenan.
Undangannya banyak sekali, satupun tidak ada yang mengenakan masker dan jaga jarak. Padahal baru saja tetangga shohibul hajat meninggal dunia akibat “penyakit sesak nafas” atau “panyaket se sateyah. Dan itu terjadi dimana-mana bukan hanya di dekat rumah sepupu saya ini.
Berita Terkait
-
Head to Head Persib vs Madura United: Duel Pemuncak Klasemen Kontra Tim Zona Merah
-
Setelah Tahan Imbang Persija, Persib Waspadai Madura United
-
Madura United Dianggap Tim yang Berbahaya, Persib Bandung Ketar-ketir?
-
Dijamu Madura United, Eks Timnas Brasil U-20 Akui akan Sulit Menang?
-
3 Tim Terbawah BRI Liga 1 2024-2025 Punya Statistik Paling Jeblok, Siapa Saja?
Tag
Terpopuler
- Viral Video Hadirin Tak Tepuk Tangan Saat Nama Jokowi Disebut, Netizen: Orang Semakin...
- Mengintip 4 Mobil Sherly Tjoanda yang Jadi Gubernur Terkaya Indonesia
- Nikita Mirzani Tak Terima Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara: Masa Lebih Parah dari Suami Sandra Dewi
- Ayah Kandung El Barack Sempat Telepon Keluarga Jessica Iskandar, Vincent Verhaag: Dia Harus Temui Aku Dulu
- Alat Berat Sudah Parkir, Smelter Nikel PT GNI yang Diresmikan Jokowi Terancam Tutup Pabrik
Pilihan
-
Megawati Hangestri Tampil Menawan, Red Sparks Hempaskan GS Caltex
-
Perbandingan Spesifikasi Infinix Hot 50 Pro+ vs Redmi Note 14, Duel HP 4G Rp 2 Jutaan Terbaru
-
Kisah di Balik Kedipan Lampu Strobo, Beda Warna Beda Arti
-
Perbandingan Spesifikasi Realme C75 vs Redmi Note 14, Duel Sengit HP 4G Rp 2 Jutaan
-
Buntut Ricuh Lawan Persib, Persija Jakarta Dapat Sanksi Berat, Ini Daftarnya
Terkini
-
Sebelum Ditahan KPK, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Sempat Datangi Rumah di Bekasi
-
Patuhi Titah Megawati, Walkot Bekasi Tri Adhianto Pilih Lakukan Kegiatan Ini
-
Mengembangkan Ekosistem Kerajinan Bambu: Perjalanan Bambu Tresno Bersama BRI UMKM EXPO(RT) 2025
-
Didemo Murid Sendiri, Kepsek MAN 2 Kota Bekasi Akui Gedung Bocor dan Rusak
-
Muda dan Berani! 850 Siswa MAN 2 Kota Bekasi Demo Transparansi Dana Sekolah