Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 30 Juli 2021 | 10:56 WIB
Umat Islam bersujud saat melaksanakan salat Jumat di depan Masjid Hagia Sophia untuk pertama kalinya setelah 86 tahun pada 24 Juli 2020 di Istanbul, Turki. [Foto/AFP]

Manusia diuji untuk tidak mudah berputus asa, karena Allah telah berjanji akan mengangkat derajat orang yang menghadapi musibah dengan penuh kepasrahan, dan akan mengganti apa yang hilang atau lepas dari tangan mereka dengan anugerah yang lebih baik.

Warga melaksanakan shalat Jumat di salah satu Masjid di kawasan Pancoran, Jakarta, Jumat (18/9/2020). [ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto]

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, banyak orang yang salah menyikapi musibah dan berakhir dengan putus asa. Orang yang berputus asa akan dihinggapi rasa ragu, pesimis, menganggap semua negatif, merasa dirinya tidak berguna, bahkan merasa kehilangan dukungan dari keluarga.

Secara psikologis orang yang putus asa akan menunjukkan gejala emosi yang dapat mengakibatkan tindak kejahatan.

Orang yang mengalami putus asa, hidupnya merasa kacau dan keadaan yang dihadapinya tidak dapat dikendalikan. Dalam kondisi seperti ini orang sulit berpikir jenih, tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Putus asa merupakan salah satu gejala depresi. Jika tidak diatasi dengan baik, perasaan ini tidak hanya dapat mengganggu aktivitas, tapi juga dapat mengarah kepada aksi bunuh diri.

Seseorang yang mengalami putus asa akan merasa kehilangan harapan, menderita, dan larut dalam kesedihan.

Bisa jadi orang yang putus asa akan dapat beraktivitas sebagaimana biasanya, namun mereka tidak merasakan adanya kebahagiaan dalam hidup.

Dalam Al-Qur’an ada 20 ayat dalam 16 surat yang menerangkan larangan berputus asa, sebab-sebabnya dan solusinya.

Dalam Al-Qur’an diterangkan, manusia berputus asa dalam beberapa hal yaitu: putus asa dari rahmat Allah (QS Yusuf : 87); putus asa ketika ditimpa malapetaka dan musibah (QS Al-Isrâ': 83); putus asa terhadap akhirat (QS ar-Rûm : 12); putus asa kala nikmat dicabut (QS Hûd: 9); putus asa karena ditimpakan azab dan siksa (QS al-Mu’minûn: 77); dan putus asa terhadap suatu keputusan (QS Yusuf: 80).

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: Menyikapi Musibah Sesuai Tuntunan Alquran

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah Allah telah berfirman:

Artinya, “Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.” (QS al-Isrâ’: 83).

Sesungguhnya perasaan bangga dan putus asa merupakan tabiat manusia.

Apabila mereka diberikan nikmat kesehatan dan kelapangan, mereka tidak mau berzikir dan berdoa kepada Allah, bahkan menjauh dari Allah dengan sombong dan berbangga diri.

Namun jika ditimpa kesusahan seperti sakit dan kemiskinan, mereka putus asa dari rahmat Allah. Padahal Allah memberikan solusi untuk mengatasi putus asa dengan membaca Al-Qur’an, dzikir, bersikap sabar, banyak berdoa, meningkatkan rasa syukur kepadaNya.

Artinya, “Ibrahim berkata: ‘Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya kecuali orang-orang sesat’." (QS al-Hijr: 56).

Load More