Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Kamis, 24 Juni 2021 | 16:00 WIB
Ilustrasi letusan gunung berapi. [AFP]

Ia pun menambahkan, material dari letusan Gunung Sunda (yang saat ini disebut Kaldera Sunda) lebih banyak terpental mengarah ke selatan. Masuk ke daerah Ngamprah dan Padalarang.

Sementara pada masa lalu, Citarum mengalir dari Nanjung ke Cimahi, kemudian ke Padalarang lalu ke Cimeta. Kejadian tersebut bermula sebelum 150.000 tahun yang lalu.

Walhasil, letusan dari Gunung Sunda, kemudian mengakibatkan secara evolutif Citarum tergenang; dan terbentuklah danau Bandung purba.

Besaran Danau Purba membentang amat luas. Membentang dari Cicalengka sampai Bandung Barat.

Baca Juga: Gunung Sinabung Kembali Semburkan Letusan Hingga 1.000 Meter ke Udara

Dari timur terbentuk Danau Bandung Timur dan di barat terbentuk Danau Purba. Waduk Saguling yang saat ini jelas berukuran lebih kecil dari Danau Purba.

"Kedalaman danau Bandung Purba di sekitar Sariningsih (utara BIP) makin dalam ke selatan. Titik terdalam ada di beberapa tempat. [Tetapi] titik terdalam Danau Purba, yang paling dalam, itu Citarum. Jadi Dayeuhkolot bukan yang paling dalam. Citarum di Dayeuh Kolot yang paling dalam," paparnya.

Bachtiar menambahkan, manfaat dari pengukuran Danau Purba bagi pemerintah ialah untuk meperhatikan pembuatan, pelebaran, atau pendalaman kanal, demi mengantisipasi banjir.

Keberadaan Danau Purba pada masa lalu ialah alasan utama mengapa di banyak tempat di Bandung Raya harus dibuatkan kanal penampung air.

Pasalnya, volume air di suatu wilayah bekas Danau Purba bisa menjadi lebih cepat terakumulasi; dan sistem drainase yang buruk pun makin menyebabkan sering terjadinya banjir.

Baca Juga: Fakta Gunung Batur: Lokasi, Riwayat Letusan, Objek Wisata, dan Legendanya

Load More