Scroll untuk membaca artikel
Antonio Juao Silvester Bano | Rima Suliastini
Sabtu, 23 Januari 2021 | 15:53 WIB
Perintis Bagirata.id, Lody Andrian. [CNA]

SuaraBekaci.id - Lody Adrian (29), anak metal Bekasi disorot dunia. Dia menarik perhatian media asing atas kepeduliannya membantu orang-orang terdampak pandemi Covid-19.

Lody Adrian merintis laman daring social crowfunding bernama Bagirata.id.

Pada laman tersebut dijelaskan, Bagirata adalah platform subsidi silang untuk membantu kondisi finansial para pekerja yang terkena dampak ekonomi di tengah ketidakpastian pandemi Covid-19. Hal itu dilakukan dengan memfasilitasi proses redistribusi kekayaan ke pekerja yang terdampak agar mencapai dana minimum yang dibutuhkan.

Menyadur Channel News Asia Sabtu (23/01/2021), ide awal pembuatan social crowdfunding ini sangat sederhana. Yakni, orang yang mampu bertahan selama pandemi covid-19 berbagi pada orang yang masih membutuhkan bantuan.

Baca Juga: Jokowi Langsung Perintahkan Risma dan Doni Monardo Terbang ke Mamuju

"Karena semua orang bekerja dari rumah, orang tidak menghabiskan banyak uang untuk biaya pakaian, transportasi, hiburan dan makan di luar," kata Andrian pada CNA.

Lody Andrian. (Facebook/Lody Andrian)

Sejak pertengahan April hingga saat ini, Bagirata telah mendistribusikan lebih dari USD 37.000 atau sekitar Rp 521 juta pada hampir 1.500 orang, mulai dari seniman tato hingga figuran sinetron.

"Tujuannya adalah menyiapkan platform secepat mungkin," ujar pria yang bekerja sebagai desainer grafis ini.

"Saya memutuskan untuk membuat sesuatu yang sederhana, menggunakan teknologi sederhana tetapi menyelesaikan pekerjaan dengan efektif," lanjutnya.

Hasilnya adalah laman daring yang ramping, ramah seluler, tanpa grafik yang menarik secara visual.

Baca Juga: Gempa Dahsyat, Jokowi Perintahkan Risma dan Doni Monardo Terbang ke Mamuju

Beranda Bagirata berisi informasi singkat tentang usaha sosial, kemudian memberikan opsi untuk mendaftar sebagai donor atau penerima.

Lody Andrian tak memiliki latar belakang gerakan sosial apa pun sebelum ia membangun Bagirata, namun ia selalu bersimpati pada mereka yang kurang beruntung.

"Saya dulu sering bergaul dengan anak-anak kampung. Saya biasa bermain sepak bola dengan mereka," ungkapnya.

"Tapi ketika kompleks perumahan saya berkembang, mereka terpaksa keluar dan rumah mereka diratakan untuk dijadikan rumah dan toko besar. Tiba-tiba teman-teman saya pergi."

Empati ini tercermin dalam musik metal yang ia tulis. Liriknya sebagian besar berisi komentar sosial.

"Saya tertarik pada proyek dengan dampak sosial yang positif," katanya.

Load More