SuaraBekaci.id - Ribuan pedagang daging di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) gulung tikar. Hal itu ungkapkan Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia atau APDI DKI Jakarta, TB Mufti Bangkit Sanjaya saat ditanyai mengenai surat edaran yang berisi imbauan berhenti berdagang.
Mufti menjelaskan, total pedagang daging di Jabodetabek yang menjadi anggota dalam APBI mencapai 12 ribu. Sehingga, terdapat sekitar 4.800 pedangang daging yang gulung tikar.
Menurutnya, penyebab ribuan pedagang daging gulung tikar yakni lantaran hasil penjualan yang terus menurun selama empat bulan terakhir. Karena, harga daging terus mengalami kenaikan sejak 2020 lalu.
Sehingga, APDI yang ada di seluruh DKI Jakarta, Depok Tangerang Bekasi telah bersepakat untuk berhenti berjualan mulai hari ini, Selasa (19/1/2020) sampai Kamis (21/1/2021).
Baca Juga: 33 Pegawai Positif Covid-19, Disdcukcapil Bekasi Optimalkan Layanan Daring
"Yang melatarbelakangi (aksi mogok) kan kenaikan harga yang semakin tahun semakin naik. Puncaknya empat bulan lalu lonjakan harga sudah liar tidak terkontrol dan Pemerintah cenderung pasif seperti itu. Nah ini diprediksi akan naik terus sampai dengan bulan Maret atau April dengan harga tertinggi Rp105.000 per kilogram per karkas," kata Mufti saat dihubungi suarabekaci.id hari ini.
Dia menerangkan, saat ini harga daging sapi mencapai Rp94.000. Jika naik hingga Rp105.000 maka akan banyak pengusaha daging sapi yang terdampak.
"Nggak kami libur pun pasti nggak ada yang bisa berjualan sapi. Ini kami sudah rugi pedagang-pedagang dari empat bulan lalu. Sudah gulung tikar hampir 40 persen pedagang di Jabodetabek," tuturnya.
Di menerangkan, pihaknya dari APDI DKI Jakarta telah melayangkan surat ke Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian sertak ke Kantor Staf Presiden pada 11 Januari 2021. Namun, surat tersebut belum direspon.
"Maka dari itu tanggal 17-nya kami rapat dan menghasilkan kesepakatan bahwa kami mogok berjualan daging. Baik itu itu di pasar maupun di Rumah Potong Hewan (RPH)," tuturnya.
Baca Juga: Bekasi Paling Taat Protokol Kesehatan, Wali Kota: Jangan Sampai Kendor!
Pihaknya menuntut pemerintah segera memberi solusi konkret untuk para pedagang serta pemilik RPH agar stok sapi kembali melimpah sehingga harganya dapat kembali normal.
Kontributor : Nihlah Fauziyatul Wafa
Berita Terkait
-
Kosambi Tangerang Mencekam, Warga Bakar Truk Tanah dan Bentrok dengan Polisi, Ini Penyebabnya
-
Pokemon TCG Academia Hadir di Depok, Ajak Penggemar Belajar dan Bermain
-
Polisi Tetapkan Pengemudi Truk Kontainer Ugal-ugalan di Tangerang Jadi Tersangka
-
Perusahaan BUMD Jakarta Diminta jadi Agen Pembangunan
-
Lewat JSDP, Pemprov DKI Wujudkan Sanitasi Sehat untuk Masyarakat Jakarta
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Jordi Onsu Terang-terangan Ngaku Temukan Ketenangan dalam Islam
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
-
Review DADOO: Nostalgia Game Ular Tangga yang Bisa Main Multiplayer Secara Online
Terkini
-
Pilgub Jabar: Warga Kota Bekasi Dibayar 200 Perak Lipat dan Sortir Kertas Suara
-
Review Airpods Pro: Headset Super Canggih yang Cocok untuk HP Apa Saja
-
Daftar Nama Korban Luka dan Hilang Akibat Kebakaran Hebat Pabrik di Bekasi
-
Publikasi BRI: Ekspansi Bisnis UMKM pada Triwulan III 2024 Melambat
-
Debat Pilkada Bekasi: BN Holik-Faizal Dorong Kolaborasi Industri untuk Kesejahteraan Warga