Scroll untuk membaca artikel
Bimo Aria Fundrika
Rabu, 06 Januari 2021 | 19:35 WIB
Penampakan virus corona. [Dailymail/@Lorenzo Catalino]

SuaraBekaci.id - Varian baru virus corona yang pertama kali muncul di Inggris kini menyebar ke sejumlah negara. Mulai dari Australia, Afrika Selatan, hingga terbaru Amerika Serikat melaporkan temuan tersebut.

Kondisi serupa juga disebut bisa terjadi di Indonesia. Terlebih angka penambahan kasus Covid-19 di Indonesia hingga kini masih terus meningkat. Hingga Selasa, (5/1/2021), tercatat terdapat 7.445 kasus baru. Angka tersebut membuat total kasus di Indonesia mencapai 779.548.

Melihat masih tingginya kasus di Indonesia dan sulitnya untuk mengendalikan pandemi, Ahli epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman memperingatkan bahwa hal itu berpotensi memunculkan mutasi virus baru.

"Indonesia dalam kondisi pandemi yang tidak terkendali bisa menghasilkan strain virus baru. Jadi strain virus baru yang merugikan itu akan muncul pada negara yang pandeminya tidak berkendali. Akibat virus ini leluasa menginfeksi manusia dan hewan dan akhirnya dia leluasa bermutasi, jadi dia gampang banget multiplikasi," kata Dicky Budiman saat dihubungi Suara.com, Rabu, (6/1/2021).

Baca Juga: Kasus Jenazah Covid-19 Hampir Tertukar, Ini 2 Poin Evaluasi RSUD Kota Bogor

Komentar itu datang saat Dicky mencoba menganalisis target pemerintah Indonesia yang ingin merampungkan vaksinasi Covid-19 dalam waktu kurang dari satu tahun.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Shvet)

Dicky menyebut bahwa ada sejumlah faktor seperti efikasi transmisi, angka reproduksi kasus, dan cakupan vaksinasi di Indonesia yang membuat target tersebut tidak realistis.

"Ingat bahwa yang disebut strategi herd immunity harus memperhitungkan, mungkin perlu waktu lama, jadi ancamannya semakin nyata munculnya strain baru," kata Dicky.

Ia mencontohkan bahwa munculnya strain baru virus corona yang ada di Inggris yang relatif lebih menular. Meski varian virus corona baru itu diduga tidak terlalu berdampak pada efikasi vaksin yang ada. 

Tapi (mutasi) di Afrika selatan diduga mengurangi efikasi pada vaksin yang ada itu menguat," ujar Dicky.

Baca Juga: Takut Tertular Covid-19, Warga Banyumas Ini Tutup Rumahnya dengan Seng

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut bahwa ia ingin program vaksinasi Covid-19 di Indonesia bisa selesai kurang dari satu tahun. Target itu jauh lebih cepat dari yang disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunawan yang sebelumnya menyebut bahwa vaksinasi Covid-19 di Indonesia butuh 15 bulan.

"Kalau di seluruh dunia, perkiraan vaksinasi akan selesai 3,5 tahun. Tapi di negara kita Insya allah kemarin mendapatkan informasi dari Pak menteri 15 bulan, masih saya tawar kurang dari setahun harus selesai,"  kata Penyerahan Sertifikat Tanah Untuk Rakyat Se-Indonesia, Istana Negara, Selasa (5/1/2021).

Load More