Gunungan Sampah di TPST Bantargebang Makin Meninggi, Ekonomi Sirkular Jadi Solusinya

Timbunan sampah di TPST Bantar Gebang saat ini sudah mencapai 40 meter atau setara dengan gedung 16 lantai.

Galih Prasetyo
Sabtu, 05 November 2022 | 20:35 WIB
Gunungan Sampah di TPST Bantargebang Makin Meninggi, Ekonomi Sirkular Jadi Solusinya
Sejumlah alat berat eskavator beroperasi di TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (24/9/2021). [ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah]

Di era saat ini, mau tidak mau akan lebih banyak sampah yang dihasilkan dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Hal ini tentu saja disebabkan adanya bahan baku untuk memproduksi satu barang.

Dibutuhkan kebijaksanaan dalam mengekstrasi sumber daya alam dan membuang lebih banyak sampah. Sistem "ambil-buatgunakan-buang" saat ini disebut ekonomi linier.

Pada prinsipnya, ekonomi sirkulas bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan material secara sirkular dan menekan produksi limbah dengan memulihkan serta memanfaatkan kembali produk dan material sebanyak mungkin dan dilakukan secara sistemik serta berulang kali.

Prinsip 3R yakni reduce, reuse dan recycle tidak hanya sebatas pada meminta masyarakat mengurangi penggunaan material plastik.

Baca Juga:Suara.com dan Chandra Asri Gelar Workshop Bahas Pengelolaan Sampah di Indonesia Berbasis Ekonomi Sirkular

Namun bagaimana caranya material plastik tersebut bisa menjadi produk baru yang artinya mengkondisikan sampah sebagai bahan baku.

Pada bagian ini, prinsip recycle yakni mendaur ulang sampah menjadi pot, tas belanja dan sebagainya. Namun itupun harus diimbangi dengan prinsip bahwa hal itu dikerjakan demi sumber daya terbarukan dalam kerangka Ekonomi Sirkulan dalam jangka panjang.

Inovasi dan Inisiatif jadi Kunci

Terpenting untuk jalankan Ekonomi Sirkular demi atasi masalah sampah ialah inovasi dan inisiatif. Salah satu inovasi dan inisiatif ialah dengan Nabung Sampah Plastik.

Hal ini yang dijalankan oleh Chandra Asri. Kampanye #NabungSampahPlastik, karyawan diajak untuk memilah sampah dari rumah dan menerima nilai ekonomi dari sampah terpilah yang mereka setorkan.

Baca Juga:Grup MIND ID Gunakan Pendekatan Ekonomi Sirkular Untuk Net Zero Emission

Kampanye direncanakan akan berjalan selama satu tahun dan akumulasi sampah yang berhasil dikumpulkan akan diumumkan di HPSN 2023.

Data di Juli 2022, dari 25 peserta berhasil mengumpulkan 654,65 kilogram sampah yang kemudian ditukar dengan Rp 1juta.

Untuk sampah plastik yang dikumpulkan, implementasinya ternyata sangat berguna bagu masyarakat umum. Dari data Chandra Asri, kualitas stabiltas jalan hingga 40% dengan menggunakan 4-6% sampah kantong belanja plastik kedalam campuran aspal. Inisiatif ini sejalan dengan Perpres No. 83 tahun 2018.

Selain soal inovasi dan inisiatif, setidaknya ada empat faktor penting untuk percepatan Ekonomi Sirkular yakni, pemenuhan layanan sampah, model bisnis dan kemitraan, value creation dan terakhir pelibatan publik.

Pemenuhan layanan sampah misalnya membutuhkan peran serta dan pendampingan dari pemerintah derah. Serta ada kebijakan lahan infrastruktur sampah.

Selanjutnya soal model bisnis dan kemitraan, butuh skema pembiayaan yang berkelanjutan dan berskala optimal. Perlu juga bagimana inovasi teknologi diterapkan seperti penggunaan aplikasi pengelolaa sampah untuk dijadikan rupiah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini