SuaraBekaci.id - Putri Candrawathi, istri terdakwa Ferdy Sambo pada kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J sempat mengucapkan terima kasih kepada tiga terdakwa lainnya yakni Bripka RR, Kuat Maruf dan Bharada E.
"Saksi Putri Candrawathi selaku istri terdakwa Ferdy Sambo mengucapkan terima kasih kepada Saksi Ricky Rizal, Saksi Richard Eliezer dan Saksi Kuat Maruf," kata Jaksa saat membacakan surat dakwaan.
Tidak sekedar mengucapkan terima kasih, Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo juga memberikan imbalan. Ferdy Sambo dalam keterangan jaksa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (17/10/2022) memberikan amplop putih berisi mata uang asing.
Dari penjelasan jaksa, ketiga terdakwa dijanjikan uang cukup besar yakni Bripka RR mendapat Rp 500 juta, Kuat Maruf Rp 500 juta dan Bharada E mendapat Rp 1 miliar.
Baca Juga:Teriak Ferdy Sambo ke Bharada E: Woy!! Kau Tembak! Kau Tembak Cepat!! Cepat Woy Kau Tembak
Uang itu dijanjikan Sambo akan diberiakn setelah kondisi aman. Tak hanya itu, Sambo juga memberikan hadiah handphone kepada tiga terdakwa.
Handphone mewah itu diberikan sebagai pengganti ponsel mereka yang telah rusak.
"Ferdy Sambo memberikan handphone merek Iphone 13 Pro Max sebagai hadiah untuk menggantikan handphone lama yang telah dirusak atau dihilangkan agar jejak komunikasi peristiwa merampas nyawa korban Nofriansyah Yoshua Hutabarat tidak terdeteksi," kata Jaksa.
Namun, ketiga terdakwa menolak pemberian hanphone dari Ferdy Sambo.
Rencana Jahat Ferdy Sambo Didukung Putri Candrawathi
Baca Juga:Datangi PN Jaksel, Pemuda Batak Bersatu Minta Ferdy Sambo Cs Dihukum Setimpal
Menurut Jaksa Sugeng Hariadi, saat Ferdy Sambo merencanakan aksi jahat untuk merampas nyawa Brigadir J, Putri Candrawathi juga mengetahui hal tersebut.
"Namun bukannya membuat terdakwa Ferdy Sambo dan saksi Putri Candrawathi yang merupakan suami istri tersebut, saling mengingatkan untuk mengurungkan niat jahat, akan tetapi keduanya justru saling kerjasama dan mendukung rencana jahat tersebut," kata jaksa Sugeng Hariadi.
Ditambahkan oleh jaksa, selain Putri, tiga saksi lainnya yakni Kuat Maruf, Bharada E, dan Bripik RR juga tidak berusaha mencegah rencana jahat dari Ferdy Sambo.
"Tidak satupun dari ketiga saksi yang berupaya mencegah rencana jahat Ferdy Sambo," terang jaksa.
Selanjutnya aksi pembunuhan terhadap Brigadir J dilakukan di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Sesampainya di dalam rumah, Ferdy Sambo memerintahkan Kuat Ma'ruf untuk memanggil Bripka Ricky Rizal dan Brigadir J.
"Wat! Mana Ricky dan Yosua...panggil!" kata Sambo.
"Kokang senjatamu!," kata Sambo kepada Richard yang saat itu berada di dekatnya.
Disebutkan jaksa bahwa Brigadir J sama sekali tidak mengetahui rencana jahat yang dilakukan Ferdy Sambo. Korban berjalan masuk ke dalam rumah.
Saat jaksa Sugeng Hariadi membacakan detik-detik Brigadir J tewas dieksekusi nada suara yang dikeluarkan terdengar berapi-api. Sementara Sambo yang duduk di kursi terdakwa terekam kamera mengepalkan tangan.
"Jongkok kamu," kata Sambo kepada Yosua.
Yosua sempat mengangkat tangannya ke depan sambil sedikit mundur. "Ada apa ini," kata Yosua.
Tanpa banyak bicara, Sambo lantas memerintahkan Richard untuk melepaskan tembakan. "Woy...!kau tembak...!kau tembak cepaaat!! Cepat woy kau tembak!!!" kata Sambo.