SuaraBekaci.id - Prestasi ditorehkan oleh pemain berdarah Indonesia, Abdurrahman Iwan. Ia sukses antarkan Qatar bermain di Piala Asia U-17 2023.
Qatar lolos ke Piala Asia U-17 2023 setelah berhasil menjadi juara grup C. Di pertandingan terakhir babak kualifikasi Piala Asia U-17, Qatar U-17 kalahkan Lebanon U-17 dengan skor telak 4-1.
Kemenangan 4-1 atas Lebanon U-17 membuat Qatar finish di peringkat pertama grup C kualifikasi Piala Asia U-17 2023.
"Final 2023 Asian Qualifiers U17," tulis unggahan pribadi Abdurrahman Iwan.
Baca Juga:Indonesia U-17 Tak Lolos Piala Asia, Netizen Layangkan Sindiran Keras
Perjalanan Abdurrahman hingga akhirnya membela Timnas Qatar U-17 tidak mudah. Ia harus melewati banyak rintangan untuk demi bisa bermain di tim utama.
"Saya kalau latihan setiap hari di Aspire Academy," kata Abdurrahman pada 2016 lalu.
Menurut Abdurrahman, saat kompetisi dirinya bermain untuk Al Wakrah pada 2016 dan ditempatkan sebagai striker.
Di Aspire, Abdurrahman banyak mendapat pengalaman baru seperti dilatih oleh pelatih Eropa. Menurut Abdurrahman saat itu, pelatih Aspire kebanyak dari orang Spanyo.
"Pelatih Aspire kebanyakan dari Spain, Holand, Portugal dan Uruguay," kata Abdurrahman.
Baca Juga:Pemain Indonesia Abdurrahman Iwan Antar Qatar ke Piala Asia U-17 2023
Dari tahun ke tahun, kompetisi di luar Qatar selalu diikuti oleh Abdurrahman. Sebagai orang asli Indonesia, bukan perkara mudah baginya bisa bersaing untuk tembus tim utama.
Seperti dari postur tubuh, Abdurrahman harus mampu tunjukkan ke pelatih bahwa ia memiliki kelebihan meski tubuhnya tak sebesar pemain Qatar.
Pada periode 2016 hingga 2017, Abdurrahman menceritakan bahwa ia harus pergi dari satu turnamen ke turnamen berikutnya.
"Doakan Om saya masih bisa bertahan masalahnya nanti bulan may ada tournamen internasional di Holand. InshaAllah saya masih bisa ikut lagi seperti waktu di Greece," ucapnya pada 2016 lalu.
Lalu ada 2017, ia sukses menjadi bagian dari tim Aspire Academy Qatar yang berangkat ke Spanyol dan Portugal di ajang Mundialito Cup.
"Kalau sekarang kalau tidak memenuhi kriteria akan keluar dari Aspire," ungkapnya.
Ditegaskan oleh Abdurrahman, untuk bisa menembus ke klub di Qatar bukan perkara mudah. Yang paling utama katanya ialah si pemain harus bisa memiliki skill terbaik.
"Ya om tapi juga harus punya kemampuan yg baik bermain bola. Walaupun lahir disini tapi kalau gak bagus juga gak bisa," ungkap pemain yang di rumah dipanggil Ade oleh keluarganya karena anak paling bungsu.
Keinginan untuk membela Timnas Indonesia
Publik tentu bertanya-tanya mengapa pada akhirnya Abdurrahman memilih untuk membela timnas Qatar?
Faktanya orang tua Abdurrahman sejak 2017 sudah sempat ditanya data dan diserahkan ke perwakilan PSSI.
Pada 19 Januari 2017, ayah Abdurrahman, Iwan Koeswanto mengatakan bahwa dirinya sempat dihubungi oleh dua orang.
"Pertama (dari) ketua Permiqa atau persatuan masyarakat Indonesia di Qatar dan ketua IFQ Qatar mereka menanyakan data2 anak saya," ucap Iwan.
Ia lalu bertanya permintaan data itu siapa. Menurut penjelasan dua orang tersebut permintaan data itu datang dari ketum PSSI saat itu, Edy Rahmayadi.
"Saya tanya dari siapa? Dari ketum pssi yg baru kata mereka. Melalui Aster Pak Niko namanya," tambah Iwan.
Saat ditanya apakah kemudian ada tindak lanjut setelah data itu dikirim, Iwan mengaku tidak mengetahui langkah selanjutnya.
Pada 2016, saat pulang ke Indonesia, Abdurrahman bahkan sempat ikut latihan di Akademi Volcano Cilegon. Saat itu ia ditempatkan di kelompok umur 13 tahun.
"Waktu itu ada match saya juga cetak gol pembuka dan tim kami menang 2-0. Lawan Duta junior kalau tidak salah. Saya mau di ikutin kompetisi antar provinsi tapi bapak bilang ke mereka gak bisa karena harus pulang ke Qatar," ucapnya.
Abdurrahman terus tunjukkan kemampuannya sebagai striker muda berbakat. Dari 42 gol pada musim 2014-15, lalu sedikit menurun menjadi 36 gol di musim 2015-16.
Ada satu pembicaraan menarik soal bagaimana Iwan Koeswanto begitu kerasan di Qatar melihat anaknya meniti karier sepak bola di sana.
Menurut Iwan, program sepakbola di Qatar cukup terstruktur dan menjangkau semua orang yang memiliki talent di lapangan hijau.
"di sini program grassroot berjalan sangat baik sekali sesuai dengan yang diterapkan di negara-negara yang sepakbolanya maju seperti Eropa, jadi arah dan tujuannya jelas. Pembinaan usia dini tertata rapi sesuai dengan kelompok umur dan juga kompetisi di sini selalu berkelanjutan setiap musimnya," jelasnya.
Bagaimana soal biaya? tanya kami saat itu kepada Iwan. Dengan lugas, Iwan menjelaskan bahwa sejak ia mendaftarkan anaknya ke klub sepak bola, ia tak pernah sepeser pun mengeluarkan uang, tapi malah mendapat uang.
"Alhamdullillah juga buat perkembangan karier Abdurrahman di Qatar, kami tidak mengeluarkan sedikitpun biaya. Hal itu, sejak Abdurrahman bergabung di klub professional Al Wakrah SC di umur 5 tahun dan Aspire Academy sejak umur 8 tahun,"
Abdurrahman juga mendapat uang saku dari klub yang ia bela. Abdurrahman mendapat uang saku sebesar 250 Riyal Qatar atau setara dengan Rp 900.000 dengan kurs Rupiah 2016, 1 Riyal = Rp 3600
"Biasanya Abdurrahman juga mendapat bonus sebesar 200 Riyal tiap habis selesai bertanding di Qatar Star League Junior," tambahnya.