"Itu juga kalau saya datang biasanya didahulukan, padahal pasiennya di luar banyak. Dia selalu bilang biar saja, kalau enggak butuh saya pulang saja," kata Priana.
Selain itu, sosok Mama Hj Eulis juga dikenal masyarakat dengan kedermawanannya. Bahkan ia
menjadi donatur tetap kegiatan yang digelar di Desa Cigugur Girang. Berpulannya sosok yang teramat dihormati itu pun diakui Priana merupakan kehilangan yang cukup besar.
"Tentu sangat kehilangan. Tapi kalau kami di desa, mungkin karena memang keterlibatan almarhumah dan sebagai donatur tetap. Ke desa itu biasanya ngasih Rp 50 juta, Rp 30 juta, Rp 20 juta, tergantung kegiatannya," tutur Priana.
Selain itu, rumah milik almarhum Hj Eulis pun cukup mencolok bagai istana, dengan mengadopsi arsitektur yang tak biasa serta warna birunya yang mencolok. Rumah itu dipenuhi ornamen binatang dan warna biru tua yang mencolok dibanding rumah lainnya.
Baca Juga:Siapa di Balik Adegan Dorong Ruben Onsu hingga Tersungkur? Ernest Prakasa sebut Gimmick