SuaraBekaci.id - Harga mobil diperkirakan akan naik karena perang Rusia-Ukraina. Sebab ada hubungannya dengan pasokan bahan baku. Berikut penjelasan lengkapnya.
Hal itu dijelaskan Asisten Peneliti Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Lestary J Barany. Dia bahkan memperkirakan industri otomotif global akan melemah di 2022 akibat konflik antara Rusia dan Ukraina.
Alasannya sebesar 40 persen dari paladium, salah satu bahan baku industri otomotif, di dunia dipasok oleh Rusia.
Di sisi lain saat ini mendapatkan sanksi dari sejumlah negara sehingga aktivitas ekspornya berpotensi terhambat.
Baca Juga:Bisnis Otomotif Dalam Negeri Terancam Melemah Akibat Operasi Militer Rusia
"Paladium ini merupakan input yang digunakan untuk industri otomotif dan juga pembuatan chip. Jadi in the long term, supply chain untuk industri ini bisa terpengaruh," kata dia dalam webinar "Menimbang Dampak Konflik Rusia-Ukraina bagi Indonesia" yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Jika perang terus berlanjut, bukan tidak mungkin pembatasan ekspor komoditas dari Rusia terus berlanjut.
Termasuk bahan baku untuk industri otomotif, harga produk otomotif dapat meningkat.
"Ada kemungkinan shock juga di supply chain, Rusia ini merupakan ekspor utama atau 40 persen dari ekspor paladium global itu berasal dari Rusia," jelasnya.
Pemerintah perlu mempersiapkan alternatif pemasok bahan baku industri otomotif sebagaimana dilakukan oleh Jerman dan Italia yang mencari diversifikasi dan mengurangi ketergantungan terhadap Rusia.
Baca Juga:Kutuk Invasi Rusia, FIA Tetap Bolehkan Pebalap Rusia dan Belarusia Ikut Kompetisi
"Di sini Italia kembali pada batubara dan ini juga ada konsekuensi lainnya, karena kita mengingat bahwa energi dari batubara ini lebih tidak bersih dibanding dengan energi yang sebelumnya," ucap Lestary.
Meskipun dampak konflik antara Rusia dan Ukraina belum berdampak langsung terhadap perekonomian nasional, kondisi kedua negara perlu terus-menerus dipantau.
"Karena kita masih belum tahu seberapa dan berapa lama kondisi ini terjadi dan apa yang akan dilakukan secara persisnya oleh negara-negara lain," tandasnya. (Antara)