Covid-19 Varian Delta Plus AY.4.2 Disebut Berbahaya, Ini Penjelasan Para Ahli

Tercatat varian Delta plus tersebut terdeteksi pada 2 warga negara Malaysia yang baru saja pulang dari Inggris.

Andi Ahmad S
Senin, 08 November 2021 | 16:11 WIB
Covid-19 Varian Delta Plus AY.4.2 Disebut Berbahaya, Ini Penjelasan Para Ahli
Ilustrasi Covid-19. [Xinhua via DW]

SuaraBekaci.id - Kasus sub-varian Delta Covid-19 atau Delta plus AY.4.2 disebut berbahaya. Saat ini Malaysia sudah mendeteksi kasus tersebut.

Tercatat varian Delta plus tersebut terdeteksi pada 2 warga negara Malaysia yang baru saja pulang dari Inggris.

Banyak yang menyebutkan bahwa varian tersebut sangat berbahaya bahkan lebih menular.

Tapi, nampaknya varian Delta plus ini tidak mungkin menyebabkan peningkatan kasus atau memungkinkan virus menghindari sistem kekebalan.

Baca Juga:Kemenkes: Vaksinasi Covid-19 Anak 6-11 Tahun Tidak Akan Jadi Indikator Sekolah Tatap Muka

Menyadur dari Ayojakarta -jaringan Suara.com, Para ahli mengatakan varian Delta tetap menjadi perhatian utama, sehingga terus menyerukan langkah-langkah protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran yang lebih luas.

Langkah-langkah pencegahan ini termasuk pemberian vaksin Covid-19 pada orang-orang yang memenuhi syarat, mempercepat distribusi suntikan booster vaksin Covid-19, meningkatkan pengobatan dan antibodi monoclonal terhadap virus corona Covid-19.

Selain itu, para ahli juga menyerukan tes Covid-19 secara acak untuk mendapatkan sampel dan memastikan orang-orang patuh terhadap standar protokol kesehatan selama pandemi virus corona.

Ahli virologi molekuler, Dr Vinod Balasubramaniam dari Jeffrey Cheah School of Medicine and Health Sciences di Monash University Malaysia mengatakan sekarang ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa varian Delta plus lebih daripada varian Delta aslinya.

Dalam kata lain, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa varian Delta plus ini bisa menyebabkan infeksi parah atau kematian yang lebih tinggi serta meningkatkan kemampuannya menghindari antibodi yang diberikan melalui vaksin Covid-19.

Baca Juga:Potret Kelam Kehidupan Anak di Bali, Mengais Rupiah Sebagai Penjaja Tissue di Jalanan

Sub-varian baru ini dibedakan oleh 2 mutasi pada protein lonjakannya, yang disebut Y145H dan A222V. Ia mengatakan tidak ada mutasi dalam domain pengikatan reseptor, yang merupakan bagian dari lonjakan protein yang mengikat reseptor tertentu pada sel manusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini