Objek Wisata di Lembang Babak Belur Selama PPKM

Ekonomi wisata di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) babak belur selama PPKM

Antonio Juao Silvester Bano
Senin, 01 Februari 2021 | 07:20 WIB
Objek Wisata di Lembang Babak Belur Selama PPKM
Wisata di Lembang Kabupaten Bandung Barat.(AyoBandung.com)

SuaraBekaci.id - Ekonomi wisata  di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) babak belur selama PPKM atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.

Ekonomi wisata Lembang di KBB disebut turun 50 sampai 70 persen selama PPKM.

Manajer Operasional Objek Wisata Lembang Park and Zoo (LPZ), Iwan Susanto mengatakan kunjungan wisatawan yang datang ke objek wisata tersebut menurun drastis.

"Kunjungan turun drastis, bisa antara 50-70% turunnya. Apalagi selama PPKM yang sudah berjalan tiga minggu ini," kata Iwan Susanto dikutip dari AyoBandung.com -- jaringan Suara.com, Minggu (31/1/2021).

Baca Juga:Cerita dari Kampung Muril yang Pernah Dilanda Gempa Sesar Lembang 2011 Lalu

Dia menyatakan, pihaknya tetap membuka kunjungaan wisatawan selama PPKM berlangsung. Karena pihaknya tidak medapatkan instruksi untuk menutup operasional tempat wisata tersebut.

Akan tetapi jumlah pengunjung yang datang ke tempat wisata itu menurun drastis. Dari semula 1.000 pengunjung pada hari biasa menjadi 300 orang.

Termasuk jumlah kunjungan ada akhir pekan. Dari semula 2.000 pengunjung menjadi 1.000 pengunjung.

"Jelas ini sangat berat bagi pelaku usaha, dan juga dirasakan oleh pelaku usaha lainnya termasuk di sektor perhotelan. Semoga PPKM tidak diperpanjang lagi, karena kalau ada tahap tiga akan lebih parah, mengingat awal Februari ada libur Imlek yang berada di akhir pekan," harap Iwan.

Dia menambahkan, aturan PPKM membuat warga dari luar daerah yang datang ke tempat wisata tersebut berkurang. Karena terdapat ketentuan harus memiliki suarat keterangan bebas Covid-19 saat keluar daerah.

Baca Juga:Soal Potensi Gempa Sesar Lembang, Warga Ngeluh Pemerintah Minim Mitigasi

"Makanya sekarang yang berkunjung ke LPZ ini banyak warga lokal. Kalau dari luar daerah masih sedikit, karena takut ada pemeriksaan rapid test antigen," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini