SuaraBekaci.id - Rompi oranye KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi sering kita lihat bersliweran di media massa saat tersangka kasus korupsi kelas 'kakap' ditangkap lembaga antirasuah tersebut.
Kekinian, para tersangka kasus korupsi bakal mengenakan rompi oranye KPK saat keluar atau dihadirkan dalam konferensi pers di gedung merah putih.
Dilansir dari Sukabumiupdate.com--jaringan Suara.com, yang mengutip dari laman resmi KPK, transformasi baju tahanan itu bermula saat penampilan terdakwa kasus suap cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda Goeltom menarik perhatian media.
Miranda muncul ke hadapan publik dengan jaket putih berlogo KPK. Namun, dipadukan dengan ikat pinggang besar warna hitam.
Baca Juga:ICW: Kinerja KPK Makin Lemah Sepanjang 2020
Di bagian bawah, nampak Miranda mengenakan rok warna hitam-putih bermotif batik, lengkap dengan sepatu hak tinggi berwarna hitam mengkilap. Walaupun jaket ini dibordir dengan tulisan 'Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi', Miranda tetap tampil modis.
Padahal kebijakan agar tahanan KPK menggunakan jaket tersebut bertujuan supaya para koruptor mempunyai ciri khusus dan memberi efek malu atas perilakunya.
Ketua KPK saat itu, Abraham Samad mengatakan, sejak diluncurkan pada 13 Juli 2012, jaket berwarna putih tersebut memang banyak mendapat kritikan dari sejumlah pihak. Mulai dari politisi hingga pelajar. Mereka meminta warna jaket itu diubah.
Abraham menuturkan, warna putih dinilai tidak memberikan efek jera dan malu. Ia mengakui banyak surat masuk untuk meminta warna tersebut diganti.
Diketahui, lima tahun sebelum KPK menetapkan penggunaan jaket warna putih, pada 12 Agustus 2008, Koalisi Masyarakat Sipil sempat mengusulkan sejumlah contoh pakaian untuk tahanan lembaga antirasuah tersebut. Kala itu, aktivis antikorupsi melakukan semacam peragaan busana dari area parkir Gedung KPK menuju lokasi konferensi pers.
Baca Juga:Catatan Akhir Tahun, ICW Nilai Kinerja KPK Hanya Umbar Kontroversi
Ada tiga model dalam peragaan itu. Ketiganya menggunakan busana berupa terusan berlengan dengan celana panjang, lengkap dengan rantai hitam dan pemberat yang dilingkarkan di kakinya. Mirip narapidana di beberapa buku cerita.
![Mantan Ketua KPK Abraham Samad. [Suara.com/Rambiga]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/09/12/26233-mantan-ketua-kpk-abraham-samad.jpg)
Saat itu nampak satu aktivis mengenakan pakaian berwarna oranye. Pakaian tersebut ia sulap dari baju bekas petugas kebersihan. Sementara aktivis lainnya mengenakan pakaian berwarna merah yang dimodifikasi dari seragam montir.
Kemudian aktivis yang terakhir mengenakan pakaian praktik siswa sekolah kejuruan berwarna hitam. Di bagian belakang ketiga pakaian tersebut tertulis 'Tahanan KPK'.
Usai fenomena jaket modis tahanan KPK mencuat ke permukaan, lembaga antikorupsi ini kembali memikirkan bagaimana desain pakaian tahanan pada pertengahan 2013.
Pimpinan lembaga tersebut kemudian menugaskan Kepala Bagian Rumah Tangga, Harry Hidayati untuk mendesain model Rompi tahanan yang baru, berangkat dari masukan Koalisi Masyarakat Sipil.
Harry selanjutnya membuat desain sejumlah pakaian dengan beragam pilihan warna seperti loreng-loreng, hijau, dan orange. Akhirnya, Pimpinan KPK saat itu, Bambang Widjojanto, memilih orange sebagai warna baru untuk baju para tahanan.