Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Senin, 11 Desember 2023 | 17:14 WIB
Pasangan Anies-Muhaimin nomor urut 1, Prabowo-Gibran nomor ururt 2, dan Ganjar-Mahfud nomor urut 3 saat penetapan nomor urut pasangan Capres dan Cawapres Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (14/11/2023). [ANTARA FOTO/Galih Pradipta]

SuaraBekaci.id - Lembaga survei Populi Center merilis hasil survei terbaru capres-cawapres jelang debat Pilpres 2024. Dari hasil survei Populi Center, siapa capres-cawapres yang mampu menurunkan tingkat kemiskinan?

Survei Populi Center tunjukkan pasangan Prabowo-Gibran dianggap mampu menurunkan tingkat kemiskinan. Pasangan nomor urut 2 ini dari hasil survei Populi Center pada Desember 2023 meraup 40,8 persen atau naik dibanding November 2023 yang hanya 34,6 persen.

Sementara itu pasangan nomor urut 1 Anies-Muhaimin Iskandar (AMIN) berada di tempat kedua dengan meraup 21,8 persen. Angka ini turun jika dibandingkan pada November 2023 dimana pasangan AMIN meraih 23,0 persen.

Sedangkan pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD berada diurutan paling buncit dengan presentase 21,7 persen atau turun 23,3 persen dibanding November 2023.

Baca Juga: Geger Penemuan Mayat Wanita Muda di Bekasi dengan Mulut dan Hidung Dilakban, Dibunuh oleh Kekasih?

Selain itu, pasangan Prabowo-Gibran juga dianggap masyarakat paling mampu perekonomian Indonesia adalah Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka (42,3 persen), Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar (22,2 persen), dan
Ganjar Pranowo–Mahfud MD (21,7 persen).

Populi Center menyelenggarakan Survei Nasional mulai tanggal 28 November hingga 5 Desember 2023.

Sampel responden tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia, termasuk di 4 (empat) Daerah Otonomi Baru yaitu Papua Tengah, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

Metode pengambilan data dalam survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan aplikasi survei Populi Center kepada 1.200 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling).

Margin of Error (MoE) diperkirakan ± 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca Juga: Kondisi SDN Setiamekar 3 yang Atapnya Ambruk Pasca Diterjang Hujan Deras, Pemkab Bekasi Didesak Segera Perbaiki

Tingkat Kemiskinan Ekstrem di Bekasi

Sementara itu, jelang akhir tahun 2023, jumlah warga miskin ekstrem di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengalami penurunan. Di awal tahun, jumlah warga miskin ekstrem di Bekasi mencapai 1926, di akhir tahun kini angkanya menurun menjadi 1160 keluarga.

Data penurunan jumlah warga miskin ekstrem ini menurut Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bekasi Hasan Basri berdasarkan proses verifikasi lapangan dilakukan secara menyeluruh tahun ini.

"Jumlah kemiskinan ekstrem di Kabupaten Bekasi awalnya ada 1.926 KK (Kepala Keluarga) pada awal tahun lalu setelah verifikasi lapangan jumlahnya berkurang menjadi 1.160 KK," katanya.

Dijelaskan Hasan Basri, verifikasi lapangan terhadap warga miskin ekstrem mengacu pada Surat Keputusan Bupati Bekasi terkait degan penghasilan ekonomi masyarakat kategori ini yang ditetapkan senilai Rp10.739 per kapita per hari atau Rp1,2 juta tiap satu keluarga.

"Jadi kalau satu keluarga ada empat orang dikalikan Rp10.739, maka jumlahnya Rp42.956. Kemudian dikalikan satu bulan atau 30 hari. Dari empat orang itu pendapatan sebulan Rp1.288.680. Inilah yang disebut masyarakat miskin ekstrem," ungkapnya.

Ia menyebut jumlah warga miskin ekstrem di Kabupaten Bekasi terus mengalami penurunan karena sejumlah faktor, antara lain intervensi program pemerintah daerah hingga pusat.

"Pemkab Bekasi juga provinsi dan nasional terus melakukan upaya penanganan kemiskinan ekstrem. Sisanya dipicu oleh angka kematian, migrasi, serta faktor pendukung lain,"

Load More