SuaraBekaci.id - Publik belakangan tengah khawatir terkait pemberitaan munculnya wabah pneumonia di Cina. Wabah ini banyak menyerang anak-anak di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Terkait hal ini, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa wabah pneumonia di Cina bukan disebabkan oleh virus atau bakteri baru seperti saat pandemi Covid-19.
Menurut Budi, dari penelitian Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, wabah ini disebabkan virus atau bakteri lama dan memang membuat lonjakan kasus pneumonia di Cina, utamanya menyerang anak-anak.
“Kenapa ini bisa terjadi, karena di China kondisi masyarakat dan lingkungannya membuat patogen-patogen itu hidup kembali. Jadi bukan sesuatu yang baru seperti COVID atau Ebola,” kata Budi, Rabu (29/11).
Baca Juga: Update Laporan Covid-19 Kota Bekasi: 61 Kasus Baru, Stok Vaksin Sinovac Kosong
Demi mencegah menyebarnya wabah pneumonia ini, WHO telah meminta seluruh negara memperketat upaya pencegahan dan memastikan agar lonjakan penyakit seperti pneumonia ditangani dengan baik.
“Karena ini (pneumonia) yang sudah ada, obatnya juga sudah ada. Cara deteksinya juga sudah ada,” jelas Budi.
Menkes juga mengingatkan untuk orang tua untuk terus memastikan anak-anak mempunyai daya tahan tubuh yang kuat demi mencegah tidak mengidap penyakit menular seperti pneumonia ini.
“Saya rasa orang tua pastikan makannya anak-anak cukup untuk menghadapi virus dan bakteri itu kan yang penting daya tahan tubuhnya baik,” kata Budi.
Peningkatan penyakit pneumonia secara nasional pertama kali dilaporkan oleh Komisi Kesehatan Nasional China pada 13 November 2023, menurut WHO.
Baca Juga: Pemkot Jaktim Targetkan Penataan Makam Covid-19 TPU Bambu Apus Rampung Bulan Desember
China mencatat terdapat 205 klaster influenza dalam seminggu yang dimulai pada 13 November, dibandingkan 127 klaster pada minggu sebelumnya.
Pasien mengeluhkan gejala seperti demam, kelelahan dan batuk, tetapi hingga saat ini tidak ada laporan kematian.
Komisi Kesehatan Nasional China mengaitkan peningkatan infeksi penyakit pernapasan dengan peredaran patogen yang diketahui, terutama influenza, serta pneumonia mikoplasma, virus pernapasan syncytial, rhinovirus, adenovirus, serta COVID-19.
Selain itu, ada faktor datangnya musim dingin yang dirayakan banyak orang, pasca negara tersebut lock down akibat pandemi Covid-19. [Antara]
Berita Terkait
-
Survei: Milenial Rela Rogoh Kocek Lebih Dalam untuk Rumah Modern Minimalis
-
Menkes Pastikan Program Cek Kesehatan Gratis Tetap Jalan Selama Ramadan
-
Berjuang dari Ranjang Sakit, Paus Fransiskus Tetap Pimpin Vatikan dan Angkat Santo Baru
-
Dari Tabu Menjadi Terbuka: Vatikan Kini Transparan soal Kesehatan Paus Fransiskus
-
Pilu! Ditinggal Kabur Ibunya, Anak Disabilitas di Jatinegara Diperkosa Berkali-kali 2 Om-om usai Diculik
Terpopuler
- Hotman Paris Sindir Ahok yang Koar-Koar Soal Kasus Korupsi Pertamina: Dulu Kau Ambil Bonus Miliaran
- Ditagih Utang di Warung Rp500 Ribu, Firdaus Oiwobo Kicep
- Kekayaan Iwan Kurniawan Lukminto, Bos Sritex Menangis PHK Ribuan Karyawan
- Bisa Jadi Kasus Rafael Alun Jilid 2, Kapolri Diminta Tegur Kapolda Kalsel Usai Anak Pamer Jajan Rp 1 M dan Jet Pribadi
- Emil Audero Cetak Sejarah Setelah 1 Detik Resmi WNI, Jadi Kiper Paling ... di Asia!
Pilihan
-
Emil Audero: Kalau Ajukan WNI, Seberapa Besar Manfaatnya Bagiku?
-
Jadwal Imsak untuk Balikpapan, Samarinda dan Bontang 5 Maret 2025
-
Liga Champions Dini Hari Nanti: Arsenal Pede Hadapi PSV Eindhoven di Belanda
-
Nova Arianto Panggil 30 Nama ke Timnas Indonesia U-17, Ada Pemain Abroad
-
Bekasi Dikepung Banjir, Persija vs PSIS Semarang Dialihkan ke Indomilk Arena
Terkini
-
Kesaksian Pekerja di Mal Mega Bekasi Sebelum Diterjang Banjir: Kejadiannya Cepet Banget!
-
Puluhan Sepeda Motor Terendam Banjir di Stasiun Bekasi
-
Cerita Pekerja Ungkap Detik-detik Air Banjir Terjang Mega Mal Bekasi, Pengunjung Panik Berlarian!
-
Banjir Bekasi 2025: Villa Nusa Indah Tenggelam, Warga Mengungsi ke Atap Rumah
-
Kota Bekasi Lumpuh! Banjir Terburuk Sejak 2016