Galih Prasetyo
Senin, 09 Oktober 2023 | 21:37 WIB
Para pendukung garis keras Beitar Jerusalem, La Familia. [AHMAD GHARABLI / AFP]

Kemunculan Beitar Jerusalem

Beitar lahir dan jadi salah satu klub sepak bola cukup populer di Israel. Ketenaran klub ini setara dengan Maccabi Haifa, Maccabi Tel Aviv dan Hapoel Tel Aviv.

Namun yang membedakan Beitar dengan klub Israel lainnya ialah identitas politik. Klub yang didirikan oleh dua pemuda Jerusalem, David Horn dan Shmuel Kirschstein pada 1936, awalnya hanya klub kecil yang menantang klub lokal lainnya.

Yang jadi catatan menarik adalah latar belakang dua pendiri klub ini. David Horn tercatat sebagai pemimpin dari Gerakan Betar, gerak pemuda Zionis yang melawan protokol yang ditetapkan Inggris atau dikenal sebagai Mandat Inggris pada 1920.

Gerakan Betar dibawah Horn jadi salah satu organisasi yang membantu imigrasi banyak orang Yahudi ke tanah Palestina sepanjang 1930 hingga 1940. Pilihan ini yang membuat gerakan Betar dianggap pemberontak oleh otoritas Inggris.

Kekinian, basis penggemar klub Beitar diidentikkan dengan gerakan Revisionis Betar dan partai penerusnya, Partai Likud. Dan seperti yang diketahui, politisi partai Likud Benjamin Netanyahu adalah pendukung utama klub Beitar Jerusalem.

Klub Beitar juga memiliki afiliasi dengan kelompok Irgun, kelompok paramiliter Zionis yang beroperasi pada periode 1931 hingga 1948. Afiliasi Beitar dengan Irgun bisa dilihat dari munculnya nama Haim Corfu.

Siapa Haim Corfu? Ia adalah politikus Yahudi kelahiran Jerusalem pada 1921. Sebelum menjadi politikus, Corfu seperti dikutip dari The Times of Israel pernah bermain untuk Beitar.

Selain sebagai pesepak bola, Corfu adalah ahli bahan peledak, ia juga tercatat sebagai anggota dari kelompok Irgun. Kemampuannya dengan bahan peledak digunakan untuk membunuh dua petugas polisi investigasi Palestina asal Inggris, Ralph Cairns dan Ronald Barker.

Baca Juga: Serangan Hamas ke Israel: Bak Film Horor, 260 Peserta Festival Musik Tewas

Pada 26 Agustus 1939, Cairns dan Barker terkena ranjau darat yang dipasang oleh kelompok Irgun di Rehavia, Jerusalem. Dari hasil investigasi pihak Inggris, ranjau yang mengandung 15 kilogram bahan peledak dan 5 kg potongan logam itu ditaruh atas perintah pemimpin Irgun, Hanoch Kalai dan Corfu yang bertugas untuk membuatnya.

Terbunuhnya dua polisi itu membuat otoritas Inggris menangkap anggota Irgun, termasuk para pemain klub Beitar. Sejumlah orang yang ditangkap kemudian dikirim ke sejumlah negara di kawasan Afrika Timur, seperti Sudan dan Kenya. Di tanah pengasingan ini sejumlah anggota Irgun kemudian mendirikan Beitar Eritrea FC.

Tahun 1947, Gubernur Inggris di Palestina, Sir Alan Cunningham menyatakan Beitar Jerusalem sebagai organisasi terlarang. Aturan ini memaksa klub mengubah nama menjadi Nordia Yerusalem. Nama ini terus digunakan sampai akhirnya Israel diakui sebagai negara pada Mei 1948.

Sayangnya masa suram Beitar belum berhenti meski Israel kemudian diakui sejumlah pihak sebagai negara merdeka. Beitar pada periode 1948 masih tertinggal di kancah sepak bola Israel.

Sejumlah klub seperti Maccabi Tel Aviv ataupun klub yang berafiliasi dengan partai buruh Israel meraih banyak kesuksesan. Klub bernama Hapoel dan Maccabi berada di papan atas Liga Israel.

Likud Berkuasa, Beitar Berjaya

Load More