Galih Prasetyo
Kamis, 13 Oktober 2022 | 11:47 WIB
Iwan Bule dan Shin Tae-yong berswafoto. (Twitter)

SuaraBekaci.id - Kartu AS itu akhirnya keluar. Di tengah desakan mundur untuk ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule pasca tragedi Kanjuruhan, muncul dukungan dari pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong dan juga bintang muda Asnawi Mangkualam.

Lewat unggahan akun Instagram pribadinya, Shin Tae-yong menyebut bahwa Iwan Bule tidak pantas mundur karena ada hal-hal yang harus dibenahi sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai Ketum PSSI atas Tragedi Kanjuruhan.

"Seseorang yang sangat mencintai sepak bola Indonesia dengan kesungguhan hati dan memberikan dukungan penuh dari belakang agar sepak bola dapat berkembang adalah Ketua Umum PSSI. Menurut saya, jika Ketua Umum PSSI harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi, jika mengundurkan diri, maka saya pun harus mengundurkan diri." tulis Shin Tae-yong diunggahan akun Instagram miliknya.

Pernyataan ini sontak membuat publik sepak bola Indonesia terpecah. Mereka yang mengkritisi Shin Tae-yong menganggap pernyataan pelatih Korsel itu sebagai bentuk ancaman kepada publik Indonesia.

Semenjak melatih Timnas Indonesia, harus diakui bahwa ada hal positif yang ditorehkan Shin Tae-yong, meski belum ada gelar juara yang diberikan untuk Timnas Indonesia. Shin begitu dicintai publik Indonesia.

Menarik memang melihat pernyataan Shin Tae-yong ini. Pelatih Korsel itu membuat pernyataan dibalut dengan ucapan belasungkawa kepada korban Tragedi Kanjuruhan.

Pernyataan itu muncul setelah desakan publik untuk Iwan Bule mundur semakin besar. Muncul kecurigaan dan kemarahan publik kepada Shin Tae-yong.

Menilik ke belakang, pembelaan Shin Tae-yong kepada ketua federasi baru pertama ini ia lakukan. Saat masih menjadi pelatih Korsel pun tak pernah ia mengeluarkan pernyataan seperti itu.

Seperti kegagalan timnas Korsel di Piala Dunia 2018. Shin Tae-yong dan skuat Korsel saat pulang mendapat hadiah lemparan telur.

Baca Juga: STY Dikecam Pasca Dukung Ketum PSSI, Warganet Sarankan Pelatih Baru: Fakhri Husaini hingga Luis Milla

Publik Korsel pun berang dan ingin adanya perubahan di KFA, PSSI-nya Korsel. Mengutip dari laporan media Korsel saat itu, muncul keinginan sebagian publik agar Chung Mong-gyu meletakkan jabatan sebagai presiden KFA.

Apalagi di momen kegagalan Piala Dunia 2018, Chung Mong-gyu yang juga bos Hyundai itu sudah dua periode memimpin KFA.

Kekecewaan publik kepada Chung Mong-gyu sudah ada sebelum kegagalan itu. Sebelum Rusia resmi jadi tuan rumah Piala Dunia 2018, Korsel mencoba mengajukan diri tapi gagal.

Chung Mong-gyu berkelit bahwa gagalnya Korsel sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 karena masalah politik.

"Itu karena masalah politik besar seperti pemilihan lokal dan KTT Korea Utara-AS," jelas Sekjen KFA, Jeon Han-jin mengutip dari Hani.co.kr

Bahkan Chung Mong-gyu pernah mengatakan permintaan maaf secara terbuka karena kondisi sepak bola Korsel di bawah kepemimpinannya alami hal buruk, dari prestasi hingga dugaan korupsi di internal KFA.

Load More