Nah, fakta ini yang kemudian membuat AURI di-cap terlibat dalam perisiwa 1 Oktober 1965. Padahal kata Heru, tempat berlatihnya para anggota baru AURI itu di Kebon Karet, yang jaraknya cukup jauh dengan lokasi Lubang Buaya.
Namun Heru tak menampik soal para sukarelawan yang berada di Kebon Karet ini mayoritas berasal dari sejumlah underbouw PKI.
"Memang diakui bahwa mereka yang tergabung di dalam pelatihan ini sebagian besar terdiri dari mereka yang beraliran Komunis seperti Pemuda Rakjat, Sobsi, Gerwani, dll. Namun bukan berarti golongan nasionalis dan agama tidak ada. Mereka diwakili oleh Perti, Pemuda Marhean, GMNI namun memang jumlah mereka tidak terlalu banyak," jelasnya.
Dijelaskan oleh Heru, tempat pelatihan untuk calon AURI ini kemudian mendapat stigma buruk. Maka pada 26 Juli 1965 kata Heru tempat tersebut ditutup.
"Walaupun telah dibubarkan, sukarelawan-sukarelawan ini masih berlatih dan menetap di sekitar Pondok Karet karena memang sebagian besar sukarelawan ini berdomisili di sekitar Pondok Karet. Mereka kemudian dimanfaatkan oleh para perwira-perwira muda progresif untuk membantunya menculik para jenderal-jenderal,"
Terkait namanya yang masuk dalam Dewan Revolusi, Heru Atmodjo menegaskan bahwa ia sendiri tak pernah mengetahui hal tersebut. Dirinya mengakui sebagai salah satu perwira Intelejen, ia memang mendapat perintah dari KASAU Omar Dhani untuk mencari tahu mengenai peristiwa tersebut kepada Brigjen Supardjo.
"Namun, nama saya malah dikaitkan dengan Dewan Revolusi sehari setelah penculikan para jenderal di bawah pimpinan Letkol Untung dan wakilnya Brigjen Supardjo. Saya sendiri di hukum selama 15 tahun. Dua tahun di Ciamis bersama dengan anggota Politbiro CC PKI Sudisman. Tanpa satu hari pun saya mengurangi hukuman tersebut," jelasnya.
Letkol Heru Atmodjo menghembuskan nafas terakhirnya pada 29 Januari 2011. Jabatan terakhirnya di AURI ialah Wakil Direktur Intelegen Angkatan Udara Indonesia. Petikan wawancara di atas dilakukan pada 29 September 2009.
Proses pemakaman Heru Atmodjo sempat menjadi kontoversial. Peraih Bintang Gerilya sempat dimakamkan di TMP Kalibata namun dibongkar pada 25 Maret 2011. Kini Heru Atmodjo dimakamkan di Bangil, Sidoarjo, Jawa Timur.
Baca Juga: Heboh PKI Siapkan Dana Rp 5 Triliun untuk Presiden Jokowi 3 Periode, Begini Faktanya
Tag
Berita Terkait
-
Heboh PKI Siapkan Dana Rp 5 Triliun untuk Presiden Jokowi 3 Periode, Begini Faktanya
-
Profil Ade Irma Suryani, Putri Jenderal Nasution, Jadi Korban Peristiwa G30S PKI 1965
-
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila dan Sejarahnya
-
Profil 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa G30S PKI 1965, Dibunuh di Lubang Buaya
-
Di Mana Lokasi Tragedi G30SPKI? Saksi Bisu Sejarah Kelam Setelah Kemerdekaan RI
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun untuk Proyek Flyover Sitinjau Lauik
-
BGN Larang Keras SPPG Pecat Relawan Dapur
-
Terbongkar! Aksi Pencurian Mobil di Kawasan Industri Cikarang Libatkan Karyawan
-
4 Orang Tewas Misterius Dalam Mobil Toyota, Identitas Korban Terungkap!
-
AgenBRILink Tingkatkan Inklusi Keuangan di Wilayah 3T, Contohnya Muhammad Yusuf di Sebatik