SuaraBekaci.id - Studi baru yang dilakukan para peneliti di Austrlia menunjukkan minum dua hingga tiga cangkir kopi sehari dikaitkan dengan kemungkinan hidup lebih lama.
Dikutip dari Antara pada Kamis (29/9/2022), para peneliti menganalisis data dari 450.000 orang di Biobank Inggris, yang diamati selama sekitar 12,5 tahun.
Mereka menemukan, peminum kopi bubuk 27 persen lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal lebih awal dibandingkan dengan bukan peminum kopi.
Peminum kopi instan dan tanpa kafein memiliki kemungkinan kematian dini 11 persen dan 14 persen lebih rendah.
Menurut studi, orang yang minum dua hingga tiga cangkir kopi, apa pun jenisnya, juga lebih kecil kemungkinannya terkena penyakit kardiovaskular.
Sementara peminum kopi berkafein memiliki kemungkinan sedikit lebih rendah terkena aritmia atau detak jantung tidak teratur.
"Temuan kami menunjukkan minum kopi dalam jumlah cukup dapat dinikmati sebagai perilaku yang menyehatkan jantung," kata penulis utama studi Peter Kistler, dari Baker Heart and Diabetes Research Institute di Australia.
Banyak penelitian menemukan kopi baik untuk orang-orang. Sebuah makalah dalam The Journal of Nutrition tahun lalu menemukan orang Italia yang minum tiga hingga empat cangkir espresso setiap hari memiliki risiko lebih rendah terkena semua penyebab kematian dibandingkan dengan orang yang tidak minum kopi.
Manfaat kesehatan mungkin tetap ada bahkan setelah menambahkan sedikit gula. Orang di Inggris yang minum kopi tanpa pemanis hingga kopi yang sedikit manis memiliki kemungkinan 31 persen lebih kecil untuk meninggal (karena penyakit) dibandingkan rekan-rekan mereka yang tidak minum kopi.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Siapa Anda Sebenarnya? Cari Tahu Lewat Secangkir Kopi Ini
Hal ini merujuk pada sebuah penelitian yang melacak 171.000 orang selama tujuh tahun.
Hubungan antara kopi tanpa kafein dan umur panjang dapat bermanfaat bagi orang yang sensitif terhadap kafein, atau yang ingin membatasi asupan kopi mereka hingga empat cangkir sehari yang direkomendasikan.
Walau begitu, banyak penelitian tentang kopi dan umur tak menemukan hubungan langsung. Studi biasanya mengamati perilaku selama periode waktu, tidak dapat menentukan kausalitas, karena faktor lain seperti lingkungan atau perilaku dapat berkontribusi pada hasilnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
RUPSLB BRI 2025 Perkuat Tata Kelola dan Fondasi Pertumbuhan
-
BRI Tebar Dividen Interim 2025 untuk Saham, Kinerja UMKM Jadi Penopang
-
Ini Tanda Galon Air Minum yang Harus Ditolak Sekarang Juga
-
BRI Tegaskan Komitmen Sosial Lewat Bantuan Bencana Sumatra, Salurkan Donasi Dukung Mobilitas
-
BRI Pastikan Ketersediaan Kas dan Digital Banking Saat Nataru, Dukung Liburan Nasabah Makin Nyaman