Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Kamis, 04 Agustus 2022 | 18:50 WIB
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan (kiri) meninjau tumpukan sampah di TPA Mojosongo, Surakarta, Rabu (3/8/2022). (ANTARA/Pradita Kurniawan Syah).

SuaraBekaci.id - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat melirik teknologi pengolahan sampah yang diterapkan Pemerintah Kota Surakarta untuk diadopsi di TPA Burangkeng Bekasi.

Teknologi pengelolaan sampah ini untuk mengatasi masalah penumpukan sampah sekaligus memberikan nilai ekonomis yang bisa masuk ke dalam pendapat daerah.

Menurut PJ Bupati Bekasi Dani Ramdan, fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPA Mojosongo, Surakarta mampu mengubah tumpukan sampah dengan mengolah menjadi energi listrik.

"Saya ditawarkan Walikota Surakarta. Kemarin saya melihat fasilitas baru PLTSa yang ternyata sukses dibangun. Mudah-mudahan menjadi inspirasi bagaimana mengelola sampah TPA kita agar bisa diubah menjadi energi, seperti di TPA Mojosongo," ungkapnya mengutip dari Antara.

Baca Juga: Masyarakat Desa Jaten Karanganyar dan Problematika Pengelolaan Sampah Plastik

Dani menambahkan dari hasil kunjungan tersebut diketahui bahwa sumber pembiayaan fasilitas PLTSa di Kota Surakarta diserahkan sepenuhnya kepada investor sehingga pemerintah daerah tidak akan terbebani anggaran. Dirinya mengaku akan mengundang investor yang sama untuk berkunjung dan melakukan kajian di Kabupaten Bekasi sekaligus menjajaki kemungkinan opsi kerja sama dengan pemerintah daerah.

"Jika memungkinkan, kami juga ingin ada kerja sama karena ini seluruh investasi dibebankan kepada swasta dan tidak ada tipping fee yang harus dibayarkan pemerintah daerah," katanya.

Ia bahkan menyiapkan skema lain yaitu meminta izin lisensi dari investor agar dapat merealisasikan PLTSa di Kabupaten Bekasi mempergunakan komponen pembangunan fasilitas dari produk dalam negeri sehingga memudahkan daerah lain menerapkan teknologi serupa.

"Ini teknologi dari India tetapi bisa manufaktur dalam negeri atas izin dari penemunya di India. Saya lihat komponen luar pembangkitnya bisa dirangkai dari produk-produk dalam negeri, seperti travo dan gas. Jadi ini tidak terlalu sulit untuk bisa direplikasi di kota-kota lain," ucapnya.

Dengan kapasitas 400-500 ton sampah di Surakarta per hari, PLTSa itu mampu menghasilkan hingga delapan megawatt listrik, lima megawatt di antaranya dijual ke Perusahaan Listrik Negara sedangkan tiga megawatt digunakan secara internal.

Baca Juga: Pocari Sweat Dorong Penerapan Gaya Hidup Berkelanjutan Melalui Program Pengelolaan Sampah

Dani meyakini Kabupaten Bekasi mampu menghasilkan tenaga listrik hingga 10 megawatt dari teknologi olah sampah tersebut mengingat produksi sampah di wilayahnya mencapai 2.600 ton per hari, meski baru mampu mengangkut 600 ton ke TPA Burangkeng setiap harinya.

Load More