Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Rabu, 27 Juli 2022 | 09:43 WIB
Ilustrasi judi di sepak bola (Pixabay)

Pasalnya match fixing sendiri bagi para penjudi seperti Ansell tentu sangatlah merugikan. Artinya para penjudi yang murni bertaruh karena hitung-hitungan matematis dan analisis sepak bola harus dirugikan karena hasil laga sudah diatur untuk kemenangan penjudi tertentu.

Jurnalis China Xie Caifeng dari Chinadaily.com mengatakan bahwa orang yang memanipulasi hasil sepak bola tidak bisa serta merta dianggap sebagai bagian dari perjudian namun lebih tepatnya sebagai aksi manipulasi.

Di Cina hal tersebut dibedakan, karenanya di Cina sistem lotere sepak bola yang di Indonesia dianggap sebagai bagian dari judi merupakan hal yang legal. Yang diperangi di China bukanlah perjudian di olahraga namun lebih ke praktek suap atau match fixing itu tadi.

Berdasar hukum pidana di Cina terkait praktek suap di pertandingan olahraga ganjaran hukumannya ialah 10 tahun penjara. Dalam hukum tersebut dijelaskan bahwa jika ada satu orang mengatur hasil pertandingan dan meminta 3 orang untuk ikut bertaruh di pertandingan yang sudah diatur tersebut dengan nilai nominal taruhan 50 ribu Yuan, orang pertama tadi sudah masuk sebagai kategori pelaku match fixing.

Baca Juga: Christian Eriksen Berharap Debut saat Manchester United Jamu Brighton

Pengelolaan yang tepat industri judi di olahraga memang sudah dilakukan sejumlah negara. Ambil contoh di Inggris, mereka memiliki Komisi Perjudian dan badan pengawas yang memiliki payung hukum.

Bahkan mereka tak sungkan untuk melakukan riset tentang permasalahan dan bahaya judi. Seperti yang dilaporkan Vice.com, riset pada 2017 lalu Komisi Perjudian menemukan bahwa terjadi lonjakan penjudi bermasalah hampir 40 persen dalam tiga tahun ke belakang.

Apa itu penjudi bermasalah? Seperti disebutkan oleh Anseel diatas, penjudi yang tak ingin bangkrut, serta penjudi yang tak memiliki bekal kemampuan analisis dan matematis.

Apa dampaknya dengan banyaknya penjudi bermasalah tersebut? Tentu saja di pertandingan sepak bola, hal itu membuat praktek match fixing semakin besar peluangnya untuk tercipta.

Karenanya Joey Barton, pesepak bola yang terperangkap dalam perjudian mengatakan bahwa bukan hal mudah untuk menghentikan praktek perjudian.

Baca Juga: Christian Eriksen Ungkap Alasan Terima Tawaran Manchester United

Federasi sepak bola kata Barton tentu akan kesulitan untuk meminta orang-orang agar tidak boleh bertaruh di satu pertandingan olahraga, yang terpenting kata Barton bagaimana federasi bisa menerapkan aturan profesional terkait judi dan sepak bola.

Load More