Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Selasa, 26 Juli 2022 | 19:50 WIB
Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri menunjukkan foto dan surat penetapan Daftar Pencarian Orang (DPO) atas nama Mardani H.Maming saat konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (26/7/2022). ANTARA FOTO/Reno Esnir

SuaraBekaci.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri menunjukkan bahwa saat ini mantan Bupati Tanah Bumbu Mardani H. Maming jadi DPO KPK.

Dia mengatakan, tujuan penunjukkan Mardani Maming sebagai DPO KPK yakni agar masyarakat juga tahu dengan cici-ciri orang yang sedang dicari.

"Di sini sudah disebutkan ciri-cirinya, misalnya tinggi badan 168 (centimeter) kemudian berat badan kurang lebih 75 (kilogram), rambut hitam, warna kulit sawo matang atas nama Mardani H. Maming tertanggal 26 Juli 2022," kata Ali.

Ali menjelaskan bahwa sejak ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pemberian izin usaha pertambangan (IUP) di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, KPK telah memanggil Mardani sebanyak dua kali masing-masing pada Kamis (14/7) dan Kamis (21/7). Namun, ia tidak menghadiri panggilan.

Baca Juga: Sesalkan Cara KPK, Bambang Widjojanto Kritik Penetapan Status DPO Bendum PBNU Mardani Maming: Tidak Transparan!

"Betul, ada surat yang diajukan kepada KPK dengan alasan praperadilan. Padahal sesungguhnya praperadilan itu tidak ada satu norma hukum pun yang kemudian itu menghentikan proses penyidikan sehingga kami nilai alasan itu tidak kooperatif sehingga proses penanganan perkara tetap berjalan," ucap Ali.

Selain itu, KPK juga meminta bantuan pihak kepolisian dalam proses pencarian Mardani.

"Kami juga meminta bantuan kepada pihak kepolisian dan instansi lain yang terkait untuk melakukan penangkapan ataupun nanti cara-cara lain terkait dengan status DPO dari tersangka MM (Mardani H. Maming) ini yang terhitung sejak hari ini tanggal 26 Juli 2022," ucap Ali.

KPK juga meminta Mardani agar kooperatif datang ke KPK.

"Kami juga menyampaikan pada kesempatan ini, kepada tersangka MM agar kooperatif dan menyerahkan diri agar proses penegakan hukum ini bisa cepat selesai dilakukan," kata dia. [Antara]

Baca Juga: Brigita Manohara Kembalikan Rp 480 Juta ke KPK: Biar Cepat Beres

Load More