Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan | Fakhri Fuadi Muflih
Jum'at, 17 Juni 2022 | 15:37 WIB
ILUSTRASI - Kabut polusi udara menyelimuti gedung-gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (15/6/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Perbanyak uji emisi gratis termasuk di daerah penyangga karena kendaraan dari sana juga menyumbang polusi. Setelahnya pikirkan bagaimana kita memperbanyak opsi moda transportasi untuk mobilitas masyarakat," pungkasnya.

Diketahui, lembaga data kualitas udara, IQ Air kembali menempatkan kualitas udara Jakarta pada posisi pertama di dunia sebagai kota dengan kualitas udara terburuk pada Jumat (17/6/2022) pagi.

Lembaga data kualitas udara, IQ Air melalui laman resminya, mencatat kualitas udara di Jakarta hingga pukul 07.50 WIB mencapai indeks 160.

Adapun indeks kualitas udara berdasarkan standar Amerika Serikat (AQ US) menggolongkan indeks 151 hingga 200 merupakan kategori udara yang tidak sehat.

Baca Juga: Proyek Kereta Cepat Minta Tambahan Rp4,1 Triliun, Begini Jawaban Komisi VI DPR RI

Konsentrasi "particulate matter" (PM) 2.5 mencapai 14,6 kali lipat di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

PM 2.5 merupakan polutan pencemar udara yang paling kecil dan berbahaya bagi kesehatan tubuh.

IQ Air menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker, menghidupkan pemurni udara, menutup jendela dan menghindari aktivitas di luar rumah.

Sebelumnya, pada Rabu (15/6) kualitas udara Jakarta juga menduduki posisi pertama di dunia dengan indeks kualitas udara tidak sehat mencapai 188 pada pukul 11.00 WIB.

Sementara itu, pemandangan kabut menyelimuti gedung-gedung pencakar langit di Jakarta pada Jumat pagi mengindikasikan kualitas udara yang buruk di tengah cuaca Ibu Kota yang berawan.

Baca Juga: Kecelakaan Maut di Pancoran Tewaskan Bocah 5 Tahun, Polisi Lakukan Gelar Perkara Sore Ini

Load More