Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Rabu, 08 Juni 2022 | 07:40 WIB
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto saat menyampaikan orasi ilmiahnya di depan para wisudawan Universitas Pancasila, Selasa (7/6/2022). (Tim Media Prabowo Subianto).

SuaraBekaci.id - Menteri Prabowo Subianto angkat bicara terkait fenomena ajaran radikal yang bisa memecah persatuan bangsa, utamnya jelang Pemilu 2024.

Menurut Prabowo Subianto, kondisi politik Indonesia saat ini memang cukup memanas. Ia pun meminta rakyat untuk tidak mau terseret ajaran radikal.

Ditegaskan oleh Prabowo bahwa semua agama selalu mengajarkan kebaikan.

"Jadi jangan mau diajak yang radikal-radikalan. Semua agama mengajarkan kebaikan," ucap Prabowo seperti dikutip dari Wartaekonomi--jaringan Suara.com, Rabu (8/5/2022).

Baca Juga: Blak-blakan Prabowo Soal Kampanye Pemilu: Saya Ini Menteri Loh

Ditambahkan oleh Prabowo bahwa jika ada kelompok yang mengajarkan kebencian maka niatnya sudah pasti lain. Ia pun menduga ada campur tangan negara asing untuk memecah belah bangsa ini.

"Kalau ada yang mengajarkan kebencian pasti niatnya lain. Jangan-jangan itu ada negara asing yang mau memecah belah bangsa. Bagi saya, Pancasila sudah terbukti pemersatu bangsa," ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketum Gerindra itu juga mengatakan kekuatan nasional yang terdiri atas unsur demografi, sumber daya alam, ekonomi, politik, militer, berperan penting bagi Indonesia menghadapi tantangan global.

Prabowo kemudian mengutip pernyataan dari Profesor Hans Joachim Morgenthau, yang dikenal sebagai guru hubungan internasional dengan aliran realis mengakui kenyataan.

"Mereka mengatakan dalam hubungan antara negara yang berlaku adalah kekuatan atau power," kata Prabowo.

Baca Juga: Sebut Tidak Berkampanye Dihadapan Para Wisudawan Universitas Pancasila, Prabowo: Saya Ini Menteri Loh

Prabowo juga menyampaikan sebagaimana disebutkan ahli sejarah Thucydides bahwa pihak yang kuat dapat melakukan apa pun yang dia mampu lakukan.

"Seperti kata ahli sejarah Thucydides, pada 2.500 tahun yang lalu bahwa the strong will do what they can, the weak suffer what they must (yang kuat akan melakukan yang dia mampu, yang lemah akan menderita oleh apa yang harus dideritanya),” ucap dia.

Load More