Saat itu, Bekasi tengah diserang pasukan sekutu dari Pangkalan Halim Pondok Gede. Serangan tersebut dikenal dengan Peristiwa Karawang-Bekasi.
Saat istrinya meninggal, Kiai Tambih sedang menghadang laju pasukan sekutu di daerah Jatiwaringin (Pangkalan Jati Kalimalang, saat ini) bersama tentara Hizbullah di bawah pimpinan (komandan sektor) seorang pemuda, Abdul Hamid dari Jatibening yang kemudian menjadi menantunya.
Kiai Tambih sempat menduda selama tiga tahun dan akhirnya menikah lagi dengan Hj Masnah binti H Marzuki, anak salah seorang pengurus Masjid di Rawa Bangke, Kampung Mester (sekarang Jatinegara).
Dari istri pertama, Kiai Tambih dikaruniai tiga orang putra dan tiga orang putri. Sementara dari istri keduanya, tidak menghasilkan anak.
Baca Juga: Video Viral Nasib Begal yang Korbannya Ternyata Anggota TNI, 'Kutandai Kau!'
Di samping itu, Kiai Tambih mendirikan Majelis Taklim Raudhatul Muta’alimin di Kranji Bekasi yang cukup terkenal pada zamannya.
Orang-orang yang datang ke majelis itu adalah para ustadz dari wilayah Bekasi dan sekitarnya, seperti Lemahabang, Cakung, Klender, Pondok Ungu, Bintara, Jatiwaringin, dan Pondok Gede. Beberapa ulama sempat mengajar di majelis taklim itu. Di antaranya Habib Soleh bin Abdulloh Al-Atthos, KH Muchtar Tabrani, KH Nahrawi (Lengkong/Banten), KH Tb Sholeh Ma’mun (Serang/Banten), dan KH Syukron Ma’mun.
Tokoh-tokoh nasional seperti KH Idham Cholid (Ketua PBNU 1956-1984), KH Wahab Chasbullah (Pendiri NU), dan KH Ali Maksum (Krapyak) juga pernah mengunjungi majelis taklim yang didirikan Kiai Tambih itu.
Perjalanan dakwah Kiai Tambih lebih banyak dihabiskan dengan menjadi aktivis Nahdlatul Ulama. Ia juga menjadi peletak dasar berdirinya NU di Bekasi bersama KH Muchtar Tabrani (Pendiri Pesantren Annur, Kaliabang Nangka, Bekasi).
Karena perjalanannya sebagai aktivis NU itu, Kiai Tambih memiliki kedekatan dengan ulama-ulama dan tokoh-tokoh nasional seperti KH Idham Cholid, Subhan ZE, KH Wahab Chasbullah, Usmar Ismail, Asrul Sani, dan Djamaluddin Malik. Bahkan, Kiai Tambih pernah mendapat hadiah seekor kuda dari Djamaluddin Mmalik.
Kuda itulah yang kerap menjadi kendaraannya setiap salat Jumat dari Kranji ke Bintara, lengkap dengan jubah seperti Pangeran Diponegoro.
Baca Juga: Keutamaan Malam Nuzulul Quran dan Amalan yang Datangkan Pahala Berlipat untuk Umat Muslim
Menyatukan Ulama dan Habaib di Betawi
Berita Terkait
-
Cahya Supriadi Semakin Termotivasi usai Emil Audero Resmi Jadi WNI
-
Mengapa Muhammadiyah dan NU Bisa Berbeda dalam Menentukan Idul Fitri?
-
Cek Fakta: Video Banjir di Bekasi Setinggi 4 M Tenggelamkan Perumahan Elit
-
Lebaran Idul Fitri 2025 NU Tanggal Berapa? Ini Penjelasannya
-
Cek Fakta: Banjir di Bekasi Rendam Rumah Elit Setinggi 4 Meter
Tag
Terpopuler
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Dukung Penyidik Tahan Nikita Mirzani, Pakar Justru Heran dengan Dokter Reza Gladys: Kok Bisa...
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
- Media Asing Soroti Pernyataan Maarten Paes Soal Kualitas Emil Audero
Pilihan
-
Catatkan Rekor MURI, Ini Cerita Buka Puasa Bersama Terpanjang di Solo
-
Baru 2 Bulan, Penjualan Denza D9 Sudah Kalahkan Alphard di Indonesia
-
Saham BJBR Anjlok, Aksi Jual Marak Usai Dirut dan Corsec Terjerat Korupsi Dana Iklan Bank BJB
-
Owner Wong Solo Grup Laporkan Pengusaha Asal Bekasi dalam Kasus Penipuan Investasi
-
Sosok Widi Hartoto Corsec Bank BJB Tersangka Kasus Korupsi Iklan, Punya Harta Miliaran Rupiah
Terkini
-
UMKM Papua Global Spices Berhasil Eksis di Pasar Internasional
-
BRI Sukses Raih 5 Penghargaan di Retail Banker International Asia Trailblazer Awards
-
Kapan Lagi Buka Bareng BRI Festival 2025 Hadirkan Beragam Kuliner dan Hiburan Menarik
-
Keberhasilan Cokelat Ndalem, Jadi Bukti BRI Sukses Naik Kelaskan UMKM
-
Cerita Siswa SMAN 21 Bekasi Gagal Ujian Gegara Gedung Sekolah Diterjang Banjir