SuaraBekaci.id - Jelang Ramadhan, umat Muslim di sejumlah daerah termasuk di Bekasi akan melakukan sejumlah budaya terun temurun yang kerap dilakukan seperti melakukan ziarah kubur.
Menurut Budayawan Bekasi, Aki Maja, budaya yang dilakukan itu merupakan bentuk ritual religi untuk melestarikan budaya lokal.
"Sebuah ritual religi yang sudah terjadi turun temurun dari zaman nenek moyang ya," ucap Aki Maja kepada Suara Bekaci, Selasa (29/3/2022).
Aktifitas ritual yang pertama yaitu ziarah, bisa dengan membersihkan lingkungan makam leluhur, dengan agenda menabur bunga, menyiram air melati, dan berdoa sesuai kepercayaan.
"Itu dilakukan supaya kita selalu ingat akan leluhur kita yang sudah mendahului kita. Kita rapihkan juga itu makam, kita bersihkan, sebagai rasa kita peduli sama mereka," tutur Aki Maja.
Aktifitas ziarah kerap kali dilakukan oleh masyarakat terhitung satu Minggu sebelum memasuki bulan Ramadhan, hal tersebut dipercaya bahwa arwah leluhur akan kembali ke makam diwaktu satu Minggu tersebut.
"Ziarah juga seminggu sebelum ramadhan kan biasanya, itu kalo kata leluhur kita bahwa orang yang mendahului kita akan datang ke rumahnya (makam) untuk cek kondisi makam nya dirapihkan atau engga.kalau udah lewat dari seminggu baru kembali ke alam nya diatas," ucap Aki Maja.
Aktifitas lainnya terdapat budaya Munggahan, yang dimana teruntuk umat mempercayai akan melakukan keramas wajib di waktu satu hari jelang Ramadhan.
"Munggahan itu hari pertama menjelang ramadhan, pagi hari kita beli lauk pauk di pasar buat orang banyak untuk malam hari acara lanjutan, di sore harinya kita diwajibkan untuk keramas," kata Aki Maja.
Baca Juga: Pedagang Bunga Rampai Mengais Rezki di Tengah Tradisi Ziarah Kubur Jelang Ramadhan di Kota Padang
Agenda tersebut sudah sering berjalan dari jaman nenek moyang, sehingga terdapat beberapa perubahan bentuk penerapan aktifitas ditiap masanya.
"Kalo dulu kita keramasnya pake merang, merang itu jerami dari padi yang kemudian kita bakar lalu jadi areng item item tuh ditaruh di wadah kuali terus di'isi air dikasih kain penyaring yang halus, nah kita keramas pake air itu, wanginya luar biasa," jelas Aki Maja.
Aki Maja juga menilai bahwa hal tersebut dilakukan sesuai kepercayaan untuk membersihkan diri sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.
"Nah ini tujuan nilainya untuk membersihkan diri kita sebelum memasuki Ramadhan bulan suci," ujarnya.
Tidak hanya sampai disitu, tradisi jelang Ramadhan ditutup dengan agenda malam hari yaitu Ruhwahan.
"Malem harinya tiap rumah biasanya mengadakan Ruhwahan, kita mengundang masyarakat atau warga, kita mengundang seorang ustadz, terus kita siapkan lauk pauk dan sebagainya, disana kita berdoa untuk leluhur nenek moyang kita juga kepada ruh," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
RUPSLB BRI 2025 Perkuat Tata Kelola dan Fondasi Pertumbuhan
-
BRI Tebar Dividen Interim 2025 untuk Saham, Kinerja UMKM Jadi Penopang
-
Ini Tanda Galon Air Minum yang Harus Ditolak Sekarang Juga
-
BRI Tegaskan Komitmen Sosial Lewat Bantuan Bencana Sumatra, Salurkan Donasi Dukung Mobilitas
-
BRI Pastikan Ketersediaan Kas dan Digital Banking Saat Nataru, Dukung Liburan Nasabah Makin Nyaman