Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Rabu, 23 Maret 2022 | 08:37 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Gedung Bina Graha Jakarta. [KSP]

SuaraBekaci.id - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko angkat bicara soal kenaikan sejumlah harga komoditas termasuk minyak goreng beberapa waktu belakangan ini.

Menurut Moeldoko, kenaikan sejumlah komoditas ini disebabkan pengaruh pasar global. Moeldoko menegaskan bahwa pemerintah masih mencari kebijakan yang tepat terkait hal itu.

"Contohnya adalah kedelai yang menyebabkan harga tempe naik dan sekarang minyak goreng yang ditentukan harga 'crude palm oil' atau CPO di pasar global," katanya mengutip dari Antara, Rabu (23/3/2022).

"Salah satunya mencabut harga eceran tertinggi atau HET minyak goreng premium yang bertujuan mendapat keseimbangan melalui mekanisme pasar," ujarnya.

Baca Juga: HET Dicabut, Harga Minyak Goreng di Sumsel Tembus Rp25.000 Per Liter

Moeldoko menjelaskan minyak goreng premium belakangan menjadi langka di pasaran akibat sekitar enam pabrik yang tergolong besar di Tanah Air terpaksa tutup.

"Karena harga CPO di pasar global di atas Rp14 ribu per liter. Mereka kesulitan ketika dipaksa menjual sesuai HET sebesar Rp14 ribu per liter," katanya.

Dampaknya, lanjut Moeldoko, suplai dan "demand" tidak seimbang sehingga terjadi kelangkaan di pasaran.

"Beberapa pabrik minyak goreng yang tutup mempengaruhi suplai. Suplai yang mempengaruhi akan menaikkan harga. Diharapkan dengan melepas HET akan terjadi keseimbangan baru," ujarnya, menjelaskan.

Keseimbangan yang dimaksud adalah harga minyak goreng premium yang saat ini dirasa semakin mahal.

Baca Juga: Moeldoko ke Pelaku UMKM: Jangan Berpikir Flat, Nanti Ketinggalan

"Saya yakin itu tidak lama. Itulah keseimbangan baru yang semuanya akan ditentukan pasar. Nanti harganya akan semakin turun," ucapnya.

Ia juga menegaskan bahwa kenaikan harga minyak goreng dan sejumlah komoditi tidak ada kaitannya dengan peran mafia.

"Tidak ada keterlibatan mafia yang sedang memainkan harga minyak goreng. Ini hanya urusan tata niaga," tegasnya.

Load More