Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Rabu, 09 Maret 2022 | 14:28 WIB
Ketua Umum PA 212, Slamet Maarif saat ikut berdemonstrasi di kantor Kemenag, Jakarta. (Suara.com/Bagaskara)

SuaraBekaci.id - Ketua umum (Ketum) Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif angkat bicara terkait ciri-ciri pendakwah radikal yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Mengutip dari Wartaekonomi--jaringan Suara.com, Rabu (9/3/2022), Slamet Maarif mempertanyakan tujuan BNPT keluarkan ciri seperti itu. Slamet mengaku khawatir hal itu malah bisa dianggap sebagai bentuk Islamophobia.

"Kenapa hanya agama Islam? Kok, enggak keluarin juga (penceramah) agama lain?" kata Slamet.

Ditegaskan oleh oleh Slamet, bahwa dirinya mengaku sangat heran mengapa cuma di Indonesia, yang dianggap radikal selalu berkaitan dengan agama Islam.

Baca Juga: Ustaz Abdul Somad hingga Felix Siauw Masuk Daftar Penceramah Radikal, KSP: Pemerntah Tak Pernah Sebut Nama

Ia juga mempertanyakan apakah agama lain juga tidak ada yang radikal. Lebih jauh, Slamet kemudian menyebut bahwa seharusnya pemerintah lebih serius mengurus masalah urgen di masyarakat seperti minyak goreng yang kini langka.

"Wis toh daripada ngurusin radikal-radikul mending mengurus minyak goreng," katanya.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ahmad Nurwakhid mengeluarkan daftar ciri-ciri penceramah radikal.

Dari ciri-ciri dari BNPT disebutkan ciri pertama yakni mengajarkan ajaran yang anti-Pancasila dan proideologi khilafah internasional.

Kedua, mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak lain yang berbeda paham.

Baca Juga: Jokowi Sempat Singgung Penceramah Radikal, KSP: Itu Bukan Mengada-ada

Ketiga, menanamkan sikap anti-pemerintahan yang sah. Keempat, memiliki sikap ekslusif terhadap lingkungan sekitar.

Dan terakhir, memiliki pandangan antibudaya dan anti-kearifan lokal.

Load More