SuaraBekaci.id - Milioner Rusia, Roman Abramovich didesak oleh politisi partai Buruh di Inggris untuk angkat kaki dari klub Liga Inggris, Chelsea. Desakan ini dilakukan menyusul serangan militer Rusia ke Ukraina.
Mengutip dari laporan Mail Online, Kamis (24/2), sejumlah politisi dari partai Buruh di Inggris mendapat bocoran dokumen terkait praktik dugaan korupsi dan penggelapan yang dilakukan oleh Roman Abramovich.
Malah sejumlah media di Inggris melaporkan bahwa besar kemungkinan pihak pemerintah tidak akan mengizinkan Abramovich untuk tinggal di Inggris.
Anggota parlemen Inggris dari partai Buruh, Chris Bryant menggunakan hak istimewa parlemen untuk membagikan dokumen Home Office yang bocor terkait aktivitas gelap dari Abramovich.
Bryant mengatakan bahwa dokumen itu berasal dari 2019 dan mempertanyakan mengapa otoritas Inggris tidak melakukan tindakan kepada Abramovich.
"Saya telah mendapatkan dokumen dari 2019 yang bocor dari Home Office yang mengaitkan Abramovich dengan sejumlah aktivitas gelap," kata Bryant.
"Contohnya adalah Abramovich mengakui dalam proses pengadilan bahwa dia menyuap untuk pengaruh politiknya,"
"Ini kejadian sudah tiga tahun lalu namun sedikit tindakan yang dilakukan sehubungan dengan itu. Tentunya, Abramovich seharusnya tidak lagi bisa memiliki klub sepak bola di Inggris." tegas Bryant.
Terkait rumor soal kedekatan dirinya dengan Kremlin dan Vladimir Putin, Abramovich sudah membantahnya. Sebelumnya pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny menyebut bahwa pemilik Chelsea itu ialah 'pendukung utama' Putin.
Menariknya pada 2018, Abramovich sendiri sudah menjadi warga negara Israel, hal itu yang membuatnya bisa masuk ke Inggris selama enam bulan.
Tidak hanya Abramovich, anggota parlemen Demokrat Liberal Inggris, Layla Moran dalam sidang parlemen pada Selasa (22/2) membacakan nama-nama milioner asal Rusia yang memiliki bisnis di Inggris, salah satunya ialah investor Arsenal, Alisher Usmanov.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss menolak untuk mengatakan soal status Abramovich, apakah akan mendapat saksi atau tidak terkait krisis Rusia-Ukraina.
"Kami memiliki daftar panjang dari mereka yang terlibat dengan kepemimpinan Rusia. Jika Rusia menolak untuk menarik kembali pasukannya, kami menargetkan lebih banyak elit dan perusahaan penting mereka," kata Liz.
Sebelumnya, Otoritas Inggris mengumumkan penerapan sanksi terhadap 5 bank Rusia dan 3 orang yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yakni miliarder Gennady Timchenko serta Boris dan Igor Rotenberg.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
RUPSLB BRI 2025 Perkuat Tata Kelola dan Fondasi Pertumbuhan
-
BRI Tebar Dividen Interim 2025 untuk Saham, Kinerja UMKM Jadi Penopang
-
Ini Tanda Galon Air Minum yang Harus Ditolak Sekarang Juga
-
BRI Tegaskan Komitmen Sosial Lewat Bantuan Bencana Sumatra, Salurkan Donasi Dukung Mobilitas
-
BRI Pastikan Ketersediaan Kas dan Digital Banking Saat Nataru, Dukung Liburan Nasabah Makin Nyaman