Scroll untuk membaca artikel
Lebrina Uneputty
Kamis, 16 Desember 2021 | 10:51 WIB
Orang-orang yang memakai masker pelindung saat berada di dalam stasiun kereta bawah tanah menyusul kasus baru COVID-19 di Shanghai, China, Selasa (30/11/2021). Hingga saat ini sedikitnya 16 negara yang melaporkan adanya kasus varian Omicron diantaranya Afrika Selatan (77 kasus) serta Belanda dan Portugal yang melaporkan 13 kasus. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/rwa.

SuaraBekaci.id - Perusahaan vaksin asal China, Sinovac dan CanSino, mengklaim produknya masih cukup efektif untuk pencegahan paparan COVID-19 varian Omicron.

Studi terbaru menunjukkan suntikan ketiga vaksin inaktif Sinovac mampu menetralkan antibodi hingga dua kali lipat terhadap virus Omicron, demikian pernyataan Sinovac dikutip media China, Kamis (16/12/2021).

Penelitian tersebut dilakukan terhadap 2 kelompok, masing-masing terdiri atas 20 orang yang sudah menerima dua dosis vaksin dan 48 penerima dosis ketiga.

Tujuh dari kelompok pertama dan 45 dari kelompok kedua memberikan reaksi positif dalam menetralkan antibodi terhadap varian Omicron.

Dalam pernyataan tertulisnya, Sinovac menyatakan bahwa vaksin penguat (booster) efektif dalam meningkatkan kapasitas penetral terhadap Omicron.

Demikian halnya dengan CanSino menyatakan hal yang sama.

Setelah satu dosis vaksin rekombinan adenovirus vektor COVID-19 buatan CanSino yang diberikan sebagai booster setelah dua dosis vaksin inaktif didapati hasil bahwa antibodi penetral pseudovirus terhadap Omicron hanya akan mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan strain asli COVID-19.

Hal itu menunjukkan bahwa efektivitas vaksin dalam menghadapi Omicron hanya sedikit lebih rendah daripada menghadapi COVID-19, demikian menurut studi tersebut.

Namun tingkat antibodi penetral terhadap Omicron bagi orang yang mendapat suntikan CanSino 10 kali lipat lebih tinggi daripada suntikan tiga dosis vaksin inaktif.

"Kami sedang mengembangkan vaksin baru yang dapat mencegah Omicron," kata manajemen CanSino seperti dikutip Global Times.

Hingga saat ini otoritas kesehatan China mendeteksi dua kasus Omicron, masing-masing di Tianjin dan Guangzhou, yang semuanya dikategorikan sebagai kasus impor.

Load More