Scroll untuk membaca artikel
Lebrina Uneputty
Selasa, 07 Desember 2021 | 07:38 WIB
Kondisi salah satu desa di kawasan kaki Gunung Semeru yang terdampak erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa. Sejumlah relawan melakukan pencarian korban terdampak Erupsi Semeru. [Foto kiriman Sekolah Relawan]

SuaraBekaci.id - Pasca erupsi Gunung Semeru, Sabtu 4 Desember 2021 kemarin, hampir 1000 personel gabungan terus melakukan operasi penanganan darurat.

Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI Wurjanto mengatakan, sempat terjadi awan panas berupa abu vulkanik, batu dan kerikil kembali dimuntahkan Gunung Semeru dalam jarak luncur 4 kilometer mengarah ke Besuk Kobokan pada Senin (06/12/2021) pagi sekitar pukul 08:55WIB.

"Mudah-mudahan besok cuaca cukup baik dan bersahabat sehingga kita akan lebih mudah untuk menjangkau daerah-daerah yang perlu kita sisir,” ujarnya Senin (06/12/2021).

Mengutip Antara, Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB Abdul Muhari mengatakan, sebanyak 985 personel gabungan melakukan operasi penanganan darurat pascaerupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Baca Juga: Melihat Dusun Sumbersari Umbulan yang Tertimbun Letusan Gunung Semeru

"Pascaerupsi yang terjadi pada Sabtu (4/12) lebih dari 900 personel gabungan terlibat dalam operasi penanganan darurat di bawah kendali pos komando (posko)," kata Abdul Muhari Senin (06/12/2021) malam.

Menurut Abdul Muhari personel melakukan berbagai upaya penanganan darurat salah satunya pada pencarian dan evakuasi serta pelayanan dasar warga terdampak.

BNPB menyiagakan tiga unit helikopter berikut personel Palang Merah Indonesia (PMI) serta dua unit hagglund yang dapat menembus medan berat di lokasi terdampak material vulkanik untuk mencari korban hilang.

"Jumlah personel di lapangan diperkirakan lebih banyak lagi untuk membantu tanggap darurat di lapangan, seperti mereka yang bekerja untuk perbaikan infrastruktur dasar listrik, komunikasi atau pun akses jalan," katanya.

Pada sektor infrastruktur, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengerahkan personel untuk membersihkan jaringan jalan nasional, provinsi maupun kabupaten, pencarian jalur alternatif untuk menghubungkan Lumajang-Turen-Malang yang putus akibat robohnya jembatan Besuk Kobokan.

Baca Juga: Viral Percakapan Ibu dan Anak yang Terpisah saat Erupsi Semeru Menerjang Jembatan Perak

“Percepatan evakuasi korban dan pembersihan kawasan,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi KemenPUPR Nazib Faizal.

BNPB mengimbau semua dukungan sumber daya, baik personel, peralatan atau pun bantuan logistik dikoordinasikan melalui posko yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang.

Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI Wurjanto mengatakan Kantor Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, saat ini telah dijadikan Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru.

Posko yang berjarak 23 km dari Gunung Semeru itu menjadi pusat komunikasi dan koordinasi personel yang bergerak di lapangan.

"Sedangkan pos logistik yang mendukung operasi penanganan darurat terletak di rumah dinas Bupati Lumajang," katanya.

Load More