Eka yang bingung harus berbuat apa akhirnya diminta oleh guru lain untuk tetap melakukan tugasnya hari itu yakni pendampingan siswa AKM agar suasana tenang.
Saat EFM keluar ruangan guru hendak menuju ke ruang komputer pihaknya mengaku mendapat teriakan dan perkataan lagi dari orangtua DM yang menuduhnya melarikan diri.
Sebisa mungkin EFM menjelaskan tugasnya hari itu dan memilih meninggalkan mereka.
" Ketika saya masuk ke ruang komputer, saya lagi menunggu anak anak AKM, tiba tiba mereka masuk, marah marahin saya nunjuk nunjuk saya, yang kemudian saya rekam," jelas EM melanjutkan pasca dirinya memasuki ruang komputer.
Dalam peristiwa merekam tersebut, ternyata pelaku yakni nenek dan ibu DM mengetahui bahwa Eka merekam ucapan mereka, sehingga terjadilah saling tarik dan kekerasan di dalam ruangan yang disaksikan pula oleh siswa siswi AKM.
" Saya didorong berapa kali ke kursi, saya mau menghindar cuman didorong beberapa kali, mereka berdua nyerang saya keroyokan dibelakang itu murid murid anak kelas 5 yang melihat," cerita EM masih dalam sambungan telepon.
Di lokasi kejadian juga terdapat beberapa guru yang berusaha melerai namun pergumulan perebutan telepon genggam tersebut terus terjadi hingga tangan korban EM mendapat luka cakaran.
Korban yang ketakutan kemudian menghubungi suami dan mertuanya hingga akhirnya mereka dikumpulkan di ruang kepala sekolah dengan maksud berdamai.
Fitnahan muncul lagi dalam perselisihan tersebut dimana EM dituduh salah dan lalai menilai LKS.
" Padahal dari awal sampai saya keguguran tidak pernah dikasih lihat LKS nya," terang EFM.
Lebih lanjut saat berada di ruang Kepala Sekolah dalam proses mediasi, terjadilah penyudutan kembali dengan ayah dari DM sudah datang.
EFM akhirnya mengaku telah meminta maaf terlebih dahulu kepada pihak orangtua DM, namun ditanggapi sinis dan perkataan kasar dari mereka hingga akhirnya EM pingsan.
" Tangan aku ditepis sama ibunya DM dan disumpahin, saya sumpahin anak kamu keguguran, saking saya syoknya denger itu, saya pingsan," terang EFM di akhir pergumulan tersebut.
Pasca mengalami pingsan, Eka mengalami kontraksi dan pendarahan dirumahnya, sempat diperiksakan ke Bidan namun pada akhirnya harus di kuret Di Rumah Sakit akibat pendarahan hebat yang terjadi.
EFM mengaku syok dan sangat terpukul dengan keguguran calon anak keduanya ini.
Berita Terkait
-
Pesawat Latih Jatuh di Karawang: Pilot Ungkap Detik-Detik Mesin Hilang Tenaga
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Ngeri! Cekcok di RS Duta Indah Berujung Petaka, Wanita Dihajar Mantan Suami Sampai Gigi Rontok
-
Urusan Banjir 'Abadi' Belum Selesai, Wakil Ketua DPR RI Turun Kembali ke Desa Karangligar
-
Satpol PP Akan Bongkar 179 Bangunan Liar di Sepanjang Akses Tol Karawang Barat
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Misteri 4 Orang Tewas di Tol Tegal: Polisi Tunggu Hasil Forensik
-
BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun untuk Proyek Flyover Sitinjau Lauik
-
Terbongkar! Aksi Pencurian Mobil di Kawasan Industri Cikarang Libatkan Karyawan
-
4 Orang Tewas Misterius Dalam Mobil Toyota, Identitas Korban Terungkap!
-
AgenBRILink Tingkatkan Inklusi Keuangan di Wilayah 3T, Contohnya Muhammad Yusuf di Sebatik